Ribuan kendaraan terjebak macet saat melintasi Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek di Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (24/12). Kemacetan tersebut disebabkan penumpukan kendaraan di rest area tol Cikampek KM 19 yang berdampak pada tersendatnya arus kendaraan di sepanjang ruas tol dalam kota. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc/15. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak bangsa Indonesia optimis dalam persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dirinya menyerukan agar terjadi kerjasama antar negara dalam persaingan dan persaingan dalam kerjasama.

“Mulai besok akan berlaku MEA, ini harus menjadi kesempatan dan tantangan dalam persaingan. Harus kerjasama antar negara dalam persaingan, namun harus bersaing dalam kerjasama,” tutur Wapres dalam kata sambutannya pada penutupan pasar saham akhir tahun 2015 di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (30/12).

Ditinjau dari belanja negara, dirinya yakin tahun 2016 akan lebih baik dari tahun sekarang, pasalnya APBN tahun 2016 ditetapkan lebih awal, sedangkan tahun sekarang, APBN-P mengalami keterlambatan sehingga belanja negara tidak optimal dan anggaran tidak terserap dengan baik.

Menurutnya tanda akan ada perbaikan ekonomi terlihat dari kemacetan jalan tol yang disebabkan membludaknya jumlah masyarakat yang berlibur. Dirinya menganggap itu sebagai tanda banyaknya tabungan masyarakat dan konsumsi masyarakat meningkat.

“Orang tidak menyangka tol macet, itu karena banyak orang berlibur karena banyak tabungan, maka akan ada harapan meningkatnya konsumsi,” tambahnya.

Lebih lanjut Ia menjabarkan bahwa di dalam pasar MEA, pelaku pasar akan lebih banyak dan lebih luas, menurutnya Indonesia diuntungkan dengan jumlah demografi yang besar.

Selain itu, pemerintah terus mendorong sektor keuangan agar lebih baik terutama pada sektor ril. Untuk itu dirinya meminta penurunan suku bunga pada pelaku UKM agar persaingan lebih kompetitif.

“Untuk UKM diharapkan bisa ambil dengan bunga rendah, tidak bisa lagi mengambil suku bunga yang tinggi, jadi kita maju karena ekonomi maju, bukan karena suku bunga tinggi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka