Wakil Presiden H. Muhammad Jusuf Kalla didampingi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menekan layar sentuh sebagai tanda pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (2/1). AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemberantasan narkotika memerlukan kerja sama semua pihak baik di pemerintahan, media massa dan masyarakat sipil untuk mencegah narkoba ke kalangan generasi muda Indonesia.

“Dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, media tentu sangat dibutuhkan untuk ini, dan pejabat semuanya juga untuk menghindari,” katanya, Jumat (4/5).

Dalam acara tersebut, Wapres secara simbolis menghancurkan satu kantong sabu-sabu ke dalam alat pemusnah. “Tadi saya tanya, satu kantong ini nilainya kurang lebih Rp2 miliar. Jadi 2,6 ton itu nilainya triliunan yang kita musnahkan di sini. Pertanyaannya kemudian, kenapa begitu banyak ditangkap dan berapa yang lolos? Yang lolos masih banyak, jauh lebih banyak dari yang ditangkap BNN dan Kepolisian ini,” tambahnya.

Wapres Kalla mengapresiasi kerja BNN, Polri, TNI dan Imigrasi yang telah berhasil menangkap bandar, pengedar dan pengguna narkotika sehingga dapat membantu mengurangi peredaran narkoba di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.

“Kita tahu semua bagaimana bahayanya narkoba untuk kita, generasi muda khususnya, yang mengonsumsi itu dengan melihat bahwa yang ditangkap saja 2,5 ton. Yang lolos pasti bisa lebih banyak. Maka bahaya narkoba tetap mengintai kepada generasi muda kita,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid