Petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar memeriksa kartu tanda penduduk pemudik saat tiba di Pelabuhan Sukarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (15/7). Pemeriksaan KTP tersebut untuk mengantisipasi lonjakan urbanisasi dan mendata warga yang pindah dari daerah lain pascalebaran. ANTARA FOTO/Yusran Uccang/aww/16.

Surabaya, Aktual.com – Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla secara resmi membuka konferensi The Third Preparatory Committee For Habitat III di Grand City Surabaya.

Dalam sambutannya, Jusuf Kalla menerangkan bahwa negara maju atau pun negara berkembang saat ini telah dihadang masalah perumahan dan pemukiman.

“Pemukiman dan perumahan itu menjadi permasalahan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pada era 50 tahun yang lalu, 40 persen penduduk di dunia tinggal di perkotaan.” kata Jusuf Kalla, (25/7).

Tetapi, lanjut Jusuf Kalla, saat ini 70 persen penduduk justru tinggal di kota. Semetara 30 persen sisanya tinggal di pedesaan.

Faktor perpindahan penduduk tersebut, salah satu faktornya adalah perkembangan pertanian yang tidak bisa jalan, diikuti lapangan pekerjaan yang juga masih kurang.

Maka dari itu, masih kata Jusuf Kalla, penataan kota harus dituntut untuk berkembang agar bisa terasa menyenangkan bagi penduduk.

“Sekarang urbanisasi terkesan negatif dimata pemerintah. Seharusya pemerintah di perkotaan bisa mengambi nilai positifnya.” lanjutnya.

Ia mencontohkan seperti negara China yang berpenduduk cukup besar. Tetapi pemerintah di China mampu memanfaatkan urbanisasi tersebut sehingga menjadi negara yang cukup maju. (Ahmad H Bidiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid