Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bulan puasa yang kini sedang dijalani, baik umat Islam di Indonesia maupun di seluruh dunia perlu menjadi momentum untuk melakukan introspeksi dan evaluasi terhadap kondisi umat.
“Kita harus mengevaluasi dan mengintrospeksi amal ibadah diri kita,” kata Wapres saat memberikan tausiyah tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Ahad malam.
Menurut Jusuf Kalla, evaluasi dan introspeksi yang dilakukan antara lain dengan menyadari bila manusia belum cukup dalam melakukan amal baik maka seharusnya segera cukupkan.
Apalagi, Wapres juga mengingatkan bahwa segala amal ibadah yang dilakukan dalam Ramadhan semuanya dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Ia juga menuturkan, Ramadhan dapat disebut juga sebagai bulan silaturahim karena di bulan-bulan lainnya kerap makan tidak bersama dengan anggota keluarga yang lainnya, tetapi pada bulan ini dapat selalu bersatu.
“Semua ini kenikmatan yang tidak ada pada bulan-bulan sebelumnya,” ucapnya.
Namun, ujar dia, kegembiraan yang dialami umat Islam di Indonesia tidak dirasakan oleh umat muslim di sejumlah negara-negara lain yang sedang mengalami beragam cobaan.
Wapres memaparkan, cobaan dan kesulitan yang dihadapi sebagian orang Islam antara lain mengungsi dan tidak sempat beribadah karena perang dan konflik.
Jusuf Kalla juga mengungkapkan bahwa kondisi yang sukar seperti itu terjadi di sekitar 30 persen dari negara-negara yang mayoritas Muslim.
Untuk itu, Wapres juga menginginkan agar Islam sebagai “rahmatan lil alamin” (rahmat semesta alam) tidak hanya harus diucapkan, tetapi harus dilakukan.
“Islam pada dasarnya menghormati satu sama lain, memberikan kebebasan penduduknya untuk berbuat kebaikan, dan untuk memberikan keadilan melalui para pemimpinnya,” ucapnya.
Ibadah Shalat Tarawih di Masjid Sunda Kelapa dilakukan dengan 20 rakaat Shalat Tarawih dan 3 rakaat Shalat Witir.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby