Sebelum sarapan, Wapres Jusuf Kalla Berbincang dengan Ustad Abdul Somad. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta jajaran Polri untuk membina dan memperat hubungan dengan para pemuka agama, khususnya di daerah, untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme.

“Kita (Pemerintah) dan juga Kepolisian harus juga memahami prinsip-prinsip agama yang baik dan juga berhubungan dengan pimpinan-pimpinan keagamaan, supaya jangan pimpinan-pimpinan keagamaan itu justru membuat masyarakatnya menjadi radikal,” kata, Jumat (4/5).

Wapres mengatakan konflik sosial berdasarkan perbedaan agama mudah terjadi karena konflik tersebut bisa dengan mudah mendapatkan massa dan hampir tidak ada yang bersikap netral. Konflik semacam itu pernah terjadi di Ambon pada 1999 dan di Poso pada 1998 hingga 2001.

“Semua orang, apabila masuk ke ranah agama, itu tidak ada yang netral. Semua pasti berpihak ke salah satu, maka terjadilah konflik seperti itu di dua daerah itu (Ambon dan Poso), yang kemudian menimbulkan korban,” jelasnya.

Kekerasan antarumat bergama terjadi akibat tidak adanya paham ajaran agama menyejukkan yang diterima pelaku kekerasan tersebut. Oleh karena itu, peran para pemuka agama dalam hal ini sangat diperlukan, untuk memberikan pemahaman hidup beragama secara damai.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid