Jakarta, aktual.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut Hari Ulang Tahun ke-78 RI merupakan HUT yang sangat spesial karena untuk pertama kalinya dilakukan setelah pandemi.

“Ya HUT kali ini memang HUT yang sangat spesial karena ini untuk pertama kali kita memperingati HUT kemerdekaan RI setelah pandemi,” kata Wapres kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/8).

Dia mengatakan pakaian adat yang dikenakan dalam upacara menunjukkan keberagaman sebagai bangsa. Dia berharap Indonesia akan terus melaju menuju Indonesia maju.

“Karena memang sudah saatnya pada usia Indonesia yg ke-78 ini kita dapat wujudkan visi besar kita Indonesia dan juga sudah saatnya kita membuat sejarah yang harus menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia ke depan dan kita mulai hari ini dan di tempat ini saya kira,” kata dia.

Wapres pun optimistis penyelenggaraan upacara kemerdekaan pada tahun 2024 akan bisa dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara sebagaimana direncanakan.

Pada peringatan HUT ke-78 RI, Wapres beserta istri Wury Ma’ruf Amin memilih mengenakan pakaian adat dari Provinsi Sumatera Barat saat menghadiri Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI.

Wapres tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.30 WIB, Wapres tampak mengenakan pakaian adat Padang, Sumatra Barat bernuansa ungu dengan campuran aksen warna emas.

Baju tersebut dipadukan dengan kain songket yang menutup pinggang dan hiasan keris pada bagian depan. Adapun makna filosofis dari pakaian yang dikenakan Wapres adalah melambangkan kepemimpinan dari orang yang memakainya. Warna ungu yang mendominasi semakin mempertegas karakter tersebut.

Sedangkan aksesori berupa keris yang diselipkan di bagian pinggang melambangkan kehati-hatian dalam mengambil tindakan. Para pemakainya harus berpikir dan menimbang baik buruk sesuatu sebelum mengambil sebuah keputusan.

Selaras dengan Wapres, Wury Ma’ruf Amin juga tampak anggun mengenakan baju khas Koto Gadang bernuansa senada dengan Wapres, ungu dan emas. Busana ini mencerminkan falsafah Minangkabau basyandi syarak, syarak basandi kitabullah, adat yang diterapkan di masyarakat yang tidak terlepas dari prinsip-prinsip agama Islam.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain