Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan tekanan dunia internasional terus dilakukan kepada pemerintah Myanmar yang dinilai masih menerapkan kebijakan diskriminatif kepada etnis Rohingya.
“Tekanan internasional sudah jalan,” kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan setelah membuka Pertemuan Komite Eksekutif Konferensi Agama dan Perdamaian Asia (ACRP) di Bandung, Rabu (3/6).
Menurut Jusuf Kalla, hasil pertemuan internasional terakhir telah mendesak Myanmar untuk memahami, namun hal tersebut dinilai membutuhkan waktu.
Sebelumnya, kantor berita AFP memberitakan bahwa Presiden Barack Obama mendesak Myanmar menghentikan diskriminasi terhadap suku kecil Rohingya jika negeri itu ingin berhasil dalam peralihan demokrasi dari puluhan tahun pemerintahan militer.
Nasib kelompok Muslim itu, berjumlah sekitar 1,3 juta dan tinggal di Myanmar barat serta sebagian besar tidak mendapatkan kewarganegaraan dari Myanmar, mendapat perhatian dunia sebagai bencana terbesar pendatang di Asia Tenggara.
Sekitar 3.500 orang, terutama Rohingya atau pengungsi ekonomi dari Bangladesh, tiba di Thailand, Malaysia dan Indonesia, sementara ribuan lain terombang-ambing di laut.
Artikel ini ditulis oleh: