Sistem Pemilu
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin memberikan sambutan secara daring, pada acara Peluncuran Buku "Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia", di Jakarta, Selasa (31/5/2022). ANTARA/HO-BPMI Setwapres

Jakarta, Aktual.com- Wakil Presiden Ma’ruf Amin meyakini perbedaan pandangan dan pilihan politik pada Pemilu 2024 tidak akan menimbulkan perpecahan di antara masyarakat karena kuatnya tali persaudaraan.

Wapres Ma’ruf menyampaikan hal itu dalam sesi wawancara dengan stasiun televisi swasta Kompas TV di acara Sapa Indonesia Malam Edisi Lebaran 1444 H, Sabtu (22/4) malam, sebagaimana siaran pers yang diterima dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Minggu (23/4).

“Pemilu yang akan datang tidak membuat kita terpecah, karena silaturahmi kita sudah kuat. Jadi, tidak terpecah karena adanya perbedaan politik,” kata Wapres.

Wapres pada sesi wawancara itu menyampaikan Idul Fitri menjadi ajang menyambung tali silaturahmi dengan sanak saudara dan kerabat untuk dapat bersama merayakan hari kemenangan umat Muslim.

Wapres mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai momentum merekatkan persaudaraan.

Dia lalu menekankan pentingnya menjaga tali persaudaraan melalui silaturahmi, tidak terkecuali dalam menghadapi Pemilu di tahun 2024.

“Nilai silaturahmi itu menjadi penting dalam kaitannya menjaga kekeluargaan dan persaudaraan, termasuk juga dalam menghadapi Pemilu,” jelas Wapres.

Di sisi lain, Wapres menuturkan bahwa Pemilu sudah disepakati dalam penyelenggaraan negara di Indonesia, sehingga dia meyakini masyarakat dapat menyikapi perbedaan pilihan politik dengan berbesar hati.

“Pemilu ini kan sudah berkali-kali, artinya sudah biasa. Sikap legowo itu yang memang kita perlukan dalam menghadapi Pemilu, karena hal ini merupakan sistem yang kita sepakati dalam penyelenggaraan negara,” ujar Wapres.

Mengakhiri sesi wawancaranya, Wapres menekankan tidak boleh ada permusuhan yang ditimbulkan akibat perbedaan pandangan politik.

Menurutnya, perbedaan merupakan sebuah kewajaran dan dapat disikapi secara bijaksana.

“Perbedaan pandangan politik dalam sistem demokrasi kita itu suatu keniscayaan, bahkan harus ada perbedaan politik. Tetapi perbedaan itu tidak boleh menimbulkan permusuhan, harus disikapi dengan rasa kekeluargaan, damai,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra