Trenggalek, Aktual.com – Masyarakat adat di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (19/8), menggelar permainan tradisional “tiban” yang diikuti oleh sedikitnya 25 peserta dewasa maupun anak-anak.
Permainan tradisional yang biasa digelar sebagai bagian ritual meminta hujan tersebut, diselenggarakan di lapangan Kecamatan Karangan untuk memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan ke-70 RI.
Pertandingan dilakukan satu lawan satu antara dua kubu yang saling berhadapan, dengan diiringi alunan musik tradisional gamelan.
“Dulu permainan ini digelar sebagai ritual untuk meminta hujan, sekarang kami selenggarakan untuk hiburan memeriahkan Hari Kemerdekaan. Meminta hujannya tetap kepada Allah SWT,” kata panitia penyelenggara acara hiburan tradisional tiban di Kecamatan Karangan, Ketut Heksa Pranyana di sela kegiatan.
Selain untuk hiburan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI, Ketut menyatakan permainan tradisional itu bertujuan melestarikan budaya daerah yang terancam punah.
Pernyataan Ketut mengacu pada fakta semakin minimnya penyelenggaraan tradisi tiban di setiap daerah, meski secara keseluruhan di lingkup kabupaten masih memiliki paguyupan resmi bernama Komunitas Masyarakat Tiban Trenggalek atau disingkat KEBAT.
“Kami perlu memperkenalkan tradisi tiban ini pada remaja dan anak-anak agar budaya leluhur ini tidak sampai punah,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, komunitas masyarakat tiban Trenggalek tercatat mencapai puluhan, dengan sebagian di antaranya berusia di bawah umur dengan jenjang SD hingga SMP.
Tradisi tiban saat ini lebih banyak digelar untuk memeriahkan perayaan kegiatan tertentu, seperti HUT Kemerdekaan, Lebaran Ketupat, agenda partai politik dan terkadang saat terjadi kemarau panjang.
Berbeda dengan pertandingan resmi, permainan tiban di Trenggalek memiliki aturan baku, di mana dua petarung yang saling berhadapan diberi kesempatan mencambuk lawannya sebanyak tiga kali secara bergantian.
Artikel ini ditulis oleh: