“Kekhawatiran soal polusi debu telah lama dirasakan oleh warga Dukuh Margokerto, Desa Bondo yang berdampingan langsung dengan PLTU,” ujarnya.
Kebetulan, lanjut dia, dukuh tersebut terletak di sebelah barat PLTU yang hanya dibatasi oleh Sungai Kaliaman. “Ketika musim angin timur seperti sekarang, maka debu yang diduga berasal dari PLTU bukan hanya bisa mematikan tanaman cabai, terung, kacang tanah, dan ketimun (mentimun, red.), tetapi debu juga masuk ke rumah-rumah penduduk,” ujar Sudriyo yang juga mantan Kepala Dusun Margokerto itu.
Nasi yang tidak ditutup rapat, kata dia, bisa berubah warna menjadi hitam kemerah-merahan ketika terkena polusi debu yang diduga berasal dari PLTU tersebut.
Bahkan, kata dia, beberapa tahun yang lalu saat cerobong PLTU bocor, puluhan hektare tanaman petani mati karena hujan asam. “Petani memang mendapatkan ganti rugi, namun yang dikhawatirkan adalah tingkat kesuburan tanahnya menjadi sangat menurun karena pengaruh hujan asam sehingga tanah tidak lagi produktif,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid