Seorang dokter memeriksa kondisi seorang anak laki-laki di klinik sementara di kota Rafah, Jalur Gaza, pada 8 Januari 2024.

Jakarta, Aktual.com – Warga Gaza berinisiatif mendirikan klinik-klinik keliling dan tempat penampungan medis di tengah kondisi krisis akibat konflik. Zaki Shahin (62), mantan perawat, mengubah toko kecilnya menjadi klinik darurat, memberikan layanan medis bagi para pengungsi yang sulit mengakses rumah sakit.

Shahin, yang memberikan layanan selama 16 jam sehari, mengatakan Masyarakat hidup dalam situasi yang sangat buruk tanpa memiliki hak asasi, baik di rumah mereka maupun di tenda-tenda sementara.

Sama seperti Shahin, Dokter Fedaa al-Qirshaly juga berkontribusi dengan mengubah tenda sementaranya menjadi klinik darurat gratis untuk para pengungsi di Rafah.

“Saya lantas memutuskan untuk memberikan layanan kesehatan kepada mereka secara gratis,” kata al-Qirshaly.

Meskipun menyadari klinik-klinik darurat mungkin tidak mencukupi untuk menyediakan semua layanan medis, mereka dapat mengurangi beban harian rumah sakit.

“Klinik-klinik medis darurat mungkin tidak cukup untuk menyediakan segala layanan medis, tetapi tentu saja dapat mengurangi beban harian rumah sakit,” tutur al-Qirshaly.

Sejak serangan besar-besaran dimulai pada 7 Oktober 2023, konflik di Gaza telah menimbulkan dampak signifikan, menewaskan ribuan orang dan mendorong warga setempat untuk bergerak bersama-sama memberikan dukungan medis yang sangat dibutuhkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil