Demak, Aktual.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggagas gerakan peduli tetangga sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.

“Coba tengok tetangga kanan kiri masing-masing, siapa tahu ada yang sakit keras, ada yang miskin sekali tidak bekerja. Kalau warga masih bisa membantu ya swadaya dulu, kalau sudah tidak bisa, laporkan ke saya,” kata Ganjar di Kabupaten Demak, Rabu (18/10).

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat mengunjungi Silihwarni yang menderita sakit lumpuh selama 13 tahun di rumahnya Desa Buko, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Politikus PDI Perjuangan itu mengungkapkan jika dirinya sering mendapat laporan adanya warga yang sakit dan perlu dibantu di suatu daerah.

Warga tersebut, kata Ganjar, menderita sakit sudah lama dan tidak mendapat perhatian dari warga sekitar maupun aparat pemerintah desa maupun pemerintahan.

“Oleh karena itu, ayo kita peduli tetangga, rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama ditingkatkan,” ujarnya.

Laporan kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bisa disampaikan masyarakat melalui akun twitter @ganjarpranowo, website Lapor Gub, atau melalui SMS center.

Setiap laporan yang masuk akan ditindaklanjuti oleh petugas tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dari Dinas Sosial Pemprov Jateng.

Petugas TKSK di Provinsi Jateng saat ini berjumlah 573 orang dengan satu petugas yang membawahi tiap satu kecamatan.

Ganjar mengaku telah memerintahkan Dinas Sosial di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk memaksimalkan petugas TKSK dalam menindaklanjuti warga.

“Begitu mendapat laporan, maksimal dua jam petugas sudah ke lokasi, kita tangani apakah dikirim bantuan, atau dibawa ke rumah sakit,” katanya.

Sementara itu, Silihwarni yang hanya bisa terbaring akibat menderita kelumpuhan mengaku senang dan terharu dijenguk oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

“Tiga belas tahun tidak pernah dapat bantuan pemerintah, tapi sekarang pak gubernur ke sini, terima kasih Pak,” ujarnya sambil menangis.

Ia menceritakan, kelumpuhannya akibat kecelakaan lalu lintas 13 tahun lalu sehingga medua kakinya tidak bisa bergerak, sedangkan tangan kanan hanya bisa bergerak terbatas sehingga dirinya hanya bisa melakukan seluruh aktifitas keseharian di tempat tidur.

Silihwarni dirawat bibinya yang bernama Miharti (49) perempuan yang pendengarannya sedikit terganggu dan sehari-hari bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Keduanya tinggal di gubuk berukuran 2,5×5 meter yang merupakan pinjaman dari saudara.

Mengetahui kondisi Silihwarni dan Miharti tersebut, sejumlah tetangga berinisiatif patungan untuk membuatkan warung kecil-kecilan yang hasil penjualan digunakan untuk kebutuhan mereka sehari-hari.

Tidak lama kemudian, Silihwarni langsung dibawa ke RSUP dr. Kariadi Semarang dengan menggunakan ambulans agar mendapat penanganan medis lebih lanjut.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan