Foto aerial suasana penggusuran kawasan permukiman Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jakarta, Senin (11/4). Penggusuran permukiman di kawasan Museum Bahari tersebut terkait rencana Revitalisasi Kawasan Wisata Bahari, Pasar Ikan, dan Sunda Kelapa Penjaringan, Jakarta Utara oleh Pemprov DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Setelah diratakan dengan 11 alat berat dan ribuan personil tiga pilar (TNI, Polri dan Satpol PP) kawasan Pasar Ikan dan Akuarium kini hanya menyisakan runtuhan dari suatu peradaban yang melahirkan ribuan orang tiap tahun.

Sebanyak 4929 jiwa dipaksa angkat kaki atas nama pembangunan yang digaungkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Ada yang pindah ke rumah susun, kontrakan bahkan masih menginap di atas puing rumahnya.

Koordinator warga Akuarium, Upi Yunita menuturkan, kalau Senin (11/4) malam tadi, beberapa warga mendirikan tenda sederhana di atas puing rumah warga.

“Mereka pada diriin tenda pakai kayu sama terpal, seadanya saja untuk tidur,” ungkapnya saat dihubungi Aktual.com, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (12/4).

Meski menginap, tambah Upi, harta benda mereka telah mereka amankan di kediaman kerabatnya. Apa yang sedang mereka lakukan adalah bentuk protes terhadap sikap sewenang-wenang Ahok yang menggusur warganya tanpa sekalipun ada proses dialog.

“Kami masih menuntut Pemerintah untuk ganti rugi. Jangan hanya kirim aparat, datang dan musyawarah dengan kami,” tuturnya kesal.

Senada dengan Upi, Sekertaris Masjid Luar Batang, Daeng Mansur Amin mengatakan, setelah diratakannya Pasar Ikan dan Akuarium, suasana sekitar Masjid Luar Batang menjadi tidak kondusif.

“Dampak penggusuran itu luar biasa. Sekarang, di sini suasana tegang. Banyak warga yang ketakutan rumahnya jadi sasaran berikutnya,” tambah dia.

Sebab itu, Mansur yakin, apa yang Ahok gembar-gemborkan soal pembangunan hanyalah sebuah rayuan palsu. Di mata warga, penertiban hanyalah kata halus dari sebuah penindasan.

“Aku yakin betul nilai-nilai Pancasila bertentangan dengan tindakan ‘tangan besi’ si Ahok,” pungkas Mansur.

Artikel ini ditulis oleh: