Medan, Aktual.co — Warga Desa Perlis, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mengaku siap bertaruh nyawa demi mengembalikan hutan mangrove di daerahnya.
Hal itu terungkap dari tiga warga Perlis yang menjadi utusan pada forum Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi Serikat Boemi Poetera di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, Kamis (29/1).
“Saya ini anak keturunan Raja Jaya, bapak saya pejuang, kakek saya juga. Selama ini kekayaan bumi kami dikuras, tanah kami dirampas. Tanah kami di sana itu, kaya akan minyak. Tapi yang kami ingin kembalikan hanyalah mangrove, karena itu yang menghidupi kami selama ini. Tak perlu kami minyak tuh, yang penting kami tidak lapar, kami tidak sakit, kami tidak bodoh,” ujar seorang utusan, Ruspan.
Dalam diskusi yang juga dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Langkat Indra Salahudin, Kepala Dinas Kehutanan Langkat Supandi Tarigan, sejumlah aktivis dan budayawan itu, Ruspan mengungkapkan, seluruh warga desa Perlis saat ini sudah siap melakukan gerakan fisik untuk memusnahkan kebun-kebun sawit yang dibangun dan telah menyebabkan kerusakan hutan mangrove.
Sebab, lanjutnya, warga di daerah  telah merasakan betapa sengsaranya hidup kehilangan hutan mangrove. Apalagi, secara turun-temurun, hutan mangrove di Perlis telah memberi kehidupan bagi masyarakat setempat.
“Sebenarnya kami tak butuh semua ini (diskusi). Kami bisa musnahkan sawit-sawit itu. Kami bisa bakar. Kami siap! Kalau sudah turun, kami komit. Tapi, mau berapa banyak lagi anak-anak di desa kami yang menjadi yatim. Makanya, pemerintah harus ada!” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh: