Jakarta, Aktual.co —  Warga yang berdomisili di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kaltara kembali diresahkan dengan maraknya beras oplosan diperjualbelikan di daerah itu.

“Bukan cuma kelangkaan tabung gas yang dikeluhkan warga di perbatasan ini tapi juga beras oplosan yang marak diperjualbelikan pula,” ujar sejumlah warga yang ditemui di Pulau Nunukan, Kamis (5/3).

Warga setempat mengatakan, selama harga beras melonjak tinggi beras oplosan mulai diperjualbelikan dimana antara merek pada kemasan (karung) tidak sesuai dengan isinya (beras).

Mereka mengatakan, kualitas beras merek ketupat yang biasanya bagus dikonsumsi tiba-tiba menjadi keras dan terhambur begitu juga dengan merek beras kepala yang kualitasnya jauh berbeda dengan kualitas berasnya selama ini setelah dimasak.

Hal ini dibenarkan seorang pedagang pada kios sembako di Jalan Angkasa RT 10 Kelurahan Nunukan Timur bernama Bustam, Kamis bahwa memang dua merek beras yakni beras ketupat dan beras kepala yang dijualnya akhir-akhir ini kualitasnya berbeda dari sebelumnya.

Ia mengaku, beras oplosan tersebut berasal dari Malaysia dengan mengganti karung beras lokal dengan merek “ketupat” dan kepala” yang memanfaatkan lonjakan harga beras lokal selama ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Kebenaran adanya beras oplosan itu juga dikemukakan distributor beras lokal atas nama Andi Sose kepada wartawan bahwa oknum-oknum tertentu memanfaatkan kesempatan dari lonjakan harga beras lokal untuk mendatangkan beras dari Malaysia dengan mengganti karung.

Ia mengaku, beras asal Malaysia didatangkan secara ilegal dalam jumlah besar hingga puluhan ton dalam sepekan yang dijual kepada masyarakat Kabupaten Nunukan sama dengan harga beras lokal.

Informasi yang dihimpun dari masyarakat Pasar Inhutani, beras Malaysia didatangkan oleh oknum pengusaha beras dengan pengawalan aparat kepolisian setempat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka