Pekanbaru, Aktual.com – Puluhan warga Dusun Rantau Benuang, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, terpaksa mengungsi akibat kebakaran lahan gambut di daerah itu terus meluas hingga membakar 11 rumah warga.
“Warga mengungsi ada yang ke Bagansiapiapi (Ibukota Rokan Hilir) dan ada yang ke rumah keluarganya,” kata Kepala Dusun Rantau Benuang, Ali Anas (56) seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (15/8) kemarin.
Selama tiga hari terakhir, kata Ali Anas, kebakaran lahan telah terjadi di wilayah itu dan puncaknya adalah saat si jago api melahap pemukiman warga pada Selasa (14/8) lalu.
Akibatnya, 11 rumah, tiga sepeda motor dan satu mobil milik warga pun hangus terbakar. Warga yang menjadi korban, lanjut Ali Anas, kondisinya sangat memprihatinkan karena tidak bisa menyelamatkan harta benda mereka.
“Ada yang tak bisa selamatkan apa-apa. Pakaian di badan saja yang tersisa lagi,” ujarnya.
Ali Anas mengatakan dirinya kini terus melakukan pendataan jumlah pengungsi. Upaya itu juga terkendala karena jalan menuju rumah warga yang jadi korban, turut terbakar sehingga akses transportasi terputus.
“Jalan juga terbakar, padahal jaraknya ke rumah warga cuma 500 meter lagi,” kata Ali.
Dusun Rantau Benuang merupakan area permukiman dan kebun kelapa sawit swadaya, yang masuk dalam wilayah administrasi Desa (Kepenghuluan) Tanjung Leban, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Lokasi tersebut merupakan salah satu daerah terpencil di pesisir Provinsi Riau, berjarak sekitar 260 kilometer dari Kota Pekanbaru. Mayoritas warga setempat berprofesi sebagai petani kelapa sawit.
Ketika warga berjibaku menyelamatkan lahan sawit, ternyata api merambat lewat bagian bawah lahan gambut dan menyambar rumah-rumah warga yang berdinding kayu. Warga juga tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka, seperti sepeda motor yang masih ada di dalam rumah dan pekarangan juga lumat terpanggang.
“Kondisi warga memang panik fokus selamatkan ladang dan ada yang meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri. Jadi dia selamat, rumah tentunya tak terjaga lagi,” katanya.
Ali mengatakan tidak bisa memastikan sumber api berasal dari mana. Kini asap masih menyelimuti permukiman dari lahan gambut yang masih membara.
Sementara itu, upaya pemadaman oleh warga yang dibantu petugas kepolisian setempat tidak bisa optimal karena minimnya air terutama untuk memadamkan kebakaran yang jauh ke tengah kebun.
Ali memperkirakan kebakaran sudah menghanguskan ratusan hektare lahan di daerah itu. “Perkiraanya luas kebakaran sampai 300 hektare,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan