Banjir di Semarang Indah Blok E. Warga Menyebut Banjir diakibatkan oleh pembangunan perumahan Graha Wahid (Uki/Aktual.com)

Semarang, Aktual.com – Warga Semarang Indah Blok E memprotes keras pembangunan perumahan Graha Wahid, lantaran pihak pengembang menutup pembuangan saluran air. Akibatnya, saat hujan lebat yang mengguyur selama tiga jam lebih hari ini merendam rumah milik warga setempat.

Security Semarang Indah Blok E, Mujiono menyatakan, sebelum adanya peninggian urugan setinggi 2 meter disamping rumah milik warga tidak pernah direndam air, walaupun diguyur hujan.

“Semenjak ada peninggian urugan tanah untuk rencana pengembangan perumahan itu jadi banjir. Kami sangat menyayangkan hal itu kepada pemberi izin dan pengembang sendiri tidak memikirkan dampaknya,” ujar dia, saat meninjau lokasi kebanjiran.

Pihaknya pun bersama ketua RT setempat pernah melakukan protes kepada pemerintah Kota Semarang, namun diabaikan begitu saja. Bahkan, dirinya telah mendatangi anggota DPRD setempat pun belum ada tindaklanjutnya.

Hal senada dikatakan Ketua RT 1 RW 10 Perum Semarang Indah Kelurahan Tawangmas, Edi Wibowo. Jika pembangunan perumahan setinggi 2 meter pasti akan merendam rumah milik warga setempat. Selain itu, kata dia, drainase ke arah sungai Banjir Kanal Barat pun ditutupi pagar bumi.

“Developer sudah membangun saluran gorong-gorong, tapi tidak berfungsi. Sudah kita tegur, tapi sampai sekarang tidak digubris usulan warga,” beber dia.

PT Graha Wahid, sebagai developer perumahan Semarang Indah kini mengambil alih PT Semarang Indah, setelah gulung tikar. Barulah, interaksi warga dengan pengembang baru tidak pernah berujung pada titik temu mengatasi banjir.

Pihaknya pun telah melayangkan protes secara berjenjang, dari tingkat pemerintah ketua RW dan Kepala Kelurahan. Akan tetapi, usulan warga atas protes yang disampaikan pun tidak ditampung secara baik.

“Kita sudah sampaikan ke pak RW dan Kelurahan. Tapi, jawabannya malah tidak ada solusi untuk mengatasi masalah itu. Justru sampai sekarang saat banjir pun tidak pernah diperhatikan solusinya,” terang Edi.

Pihaknya mengancam akan melaporkan hal tersebut kepada Walikota Semarang, jika protes warga selama dua tahun ini tidak direspon baik.

“Dulu kami bersama Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) kota Semarang telah memperbaiki saluran yang tidak lancar. Kini, malah ditutupi dan dibangun tembok pagar bumi,” jelasnya.

Menanggapi aduan warga itu, Kasi Pengairan PSDA kota Semarang Kombino mengaku akan melakukan tindakan peninjauan lokasi, dan merekomendasikan kepada pihak pengembang agar dicarikan solusi mengatasi banjir warga setempat, paska penutupan drainase.

“Kita segera akan koordinasikan kepada pengembang. Bagaimana, upaya solusinya agar pembangunan tidak berdampak buruk bagi lingkungan setempat,” ucap dia.

Terpisah, manajemen PT Graha Wahid yang dihubungi awak media hingga kini belum dapat dikonfirmasi, terkait protes warga setempat.

Uki

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby