Surabaya, Aktual.com – Hari terakhir pendaftaran calon pilkada, lebih dari seribu warga Surabaya dari berbagai kecamatan melakukan aksi di depan gedung KPU Surabaya, jalan Adityawarman, Surabaya, Selasa (11/8).
Aksi sebagai bentuk dukungan terhadap Risma ini, warga juga membawa dua ekor sapi.
Herlambang, salah satu perwakilan aksi dari kecamatan Wonocolo, megatakan bahwa aksi ini guna memprotes KPU yang menunda pilkada jika tidak ada calon yang melawan Risma.
“Kalau sampai hari ini tidak ada calon lain yang mendatar, maka dua ekor sapi ini yang akan kita daftarkan sebagai calon walikota melawan pasangan Risma-Wisnu,” ujarnya.
Sengaja membawa sapi, bukan bermaksud melecehkan KPU. Namun, lanjutnya, keberadaan dan fungsi KPU juga tidak jauh beda dengan hewan sapi yang mudah diatur oleh sekelompok tertentu.
Hal senada juga dikatakan, oleh Sulis, Wildan, salah satu korlap aksi dari perwakilan tukang becak. Menurutnya, paguyuban tukang becak juga menolak penundaan pilkada Surabaya. Jika memang tidak calon lain, diharapkan KPU tetap melaksanakan pilkada.
“Jika memang tidak ada calon lain, ya tetap saja dilaksanakan. Itu menandakan bahwa Risma dicintai oleh rakyat mengingat tidak ada calon yang berani melawan risma.”
Keberadaan koalisi Majapahit, menurut peserta aksi yang lain juga dinilai penuh intrik. Sebab, ketika sudah datang ke KPU, tiba-tiba menghilang dan sekarang justru sepakat tidak mengusung calon. Padahal, sebagai partai harus menunaikan amanah rakyat untuk memberikan calon demi berlangsungnya pilkada di Surabaya.
Selain melakukan aksi orasi secara bergantian, warga juga membawa poster-poster yang menghujat KPU dan koalisi Majapahit serta menggelar tanda tangan di atas kain putih sepanjang 20 meter sebagai bentuk dukungan terhadap Risma dan menolak penundaan pilkada Surabaya.
Artikel ini ditulis oleh: