Semarang, aktual.com – Ada acara unik dalam memperingati hari AIDS sedunia. Komunitas waria di Kota Semarang dengan sebutan Pewaris menghormati hari AIDS yang diperingati setiap tanggal 1 Desember. Mereka hari ini memilih puasa sehari tidak berhubungan seks dengan sesama jenis waria maupun lawan jenisnya.
“Intinya tetap jaga diri dari hal hal yang rentan tersebut termasuk harus puasa seks bagi yang masih single
Baik hubungan seks dengan pelanggan maupun lainya” kata Maya Sulaiman, anggota Divisi Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Perwaris, Selasa (1/12).
Upaya lainnya, ia selalu menekankan memakai kondom saat bersetubuh dengan sesama waria maupun dengan lawan jenis. “Tapi sebaiknya kita harus setia pada pasangan dan juga menjauhi pemakaian jarum suntik secara bersama-sama,” sambungnya.
Namun sayangnya, ia enggan membeberkan jumlah waria yang kini tertular virus mematikan tersebut. Ia hanya bilang jika anggotanya memang sangat rentan tertular HIV/AIDS lantaran hingar bingar kehidupan malam yang acapkali dilakoni para waria.
“Kami memang rawan kena (HIV/AIDS) itu apalagi kalau melakukan seks tanpa pengaman mungkin saja bisa tertular. Tapi sekarang sudah dapat diantisipasi,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, pihaknya terbantu dengan publikasi di media cetak maupun elektronik yang banyak mengulas tentang bahaya penularan HIV/AIDS antar komunitas LGBT. Pegiat LSM Anti-HIV/AIDS pun kini sering memberikan penyuluhan dan test VCT secara berkala kepada anggotanya.
“Sekarang tinggal individunya sendiri yang harus sadar risiko terhadap hal-hal yang rentan tertular HIV,” tegasnya.
Saat Hari AIDS Sedunia diperingati banyak orang pada 1 Desember 2015, ia mengaku menjadikan momentum tersebut sebagai pengingat bagi sejumlah waria agar menghindari perilaku seks bebas.”Kita selalu bekerjasama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun KPA untuk rutin melakukan cek kesehatan. Yang pasti, segala cara terus kita lakukan untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di kalangan komunitas waria,” ucap mahasiswi Hukum di pergururuan tinggi swasta di Semarang itu.
Artikel ini ditulis oleh: