Jakarta, Aktual.com – Pernyataan sejumlah jenderal purnawirawan soal kemungkinan terulangnya kerusuhan berlatar belakang etnis akibat gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di DKI Jakarta, dianggap masuk akal.
Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle/(SMC), DR. Syahganda Nainggolan berpendapat, pernyataan-pernyataan yang banyak beredar di sosial media semacam itu harusnya dilihat sebagai ‘warning’ dan bukan ancaman.
“Saya justru melihat pernyataan mereka sebagai pernyataan yang wajar dan bukan provokatif,” ujar peraih gelar Doktor dari FISIP UI di tahun 2015 ini, kepada Aktual.com, beberapa waktu lalu.
Dari sudut pandang sosiologi, kata dia, pecahnya kerusuhan dimungkinkan. Salah satunya, mengingat saat ini koefisien gini atau kesenjangan pemerataan pendapatan dan kekayaan di DKI Jakarta semakin tinggi sejak Joko Widodo menjadi gubernur di Jakarta dan dilanjutkan Ahok.
Baca: Ragukan Hitungan BPS, Syahganda: Ketimpangan di Jakarta Lebih Tinggi
“Jakarta menduduki nomor tiga atau empat jumlah penduduk miskinnya di Indonesia, ditambah lagi dengan jumlah penduduk paling banyak,” kata dia.
Ujar Syahganda, salah satu unsur yang bisa jadi pemicu konflik sosial adalah ketimpangan ekonomi antara si kaya dan si miskin yang lebar. Wapres Jusuf Kalla pun sudah pernah mengatakan soal hal yang sama.
Kondisi yang seperti itu, ujar dia, semakin diperparah oleh kebijakan-kebijakan Ahok yang provokatif terhadap warga Jakarta. Semisal penggusuran, reklamasi, atau pernyataan-pernyataan dia yang menyakiti warga kelas menengah ke bawah yang sudah termarjinalkan.
“Jadi apa yang disampaikan para jenderal purnawirawan itu sebenarnya bukan provokasi, tapi berbasis data dan bisa dipertanggungjawabkan secara teoritis,” kata dia. Ditambah lagi konflik etnik gampang disulut dan di Jakarta sudah pernah terjadi.
Artikel ini ditulis oleh: