Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (kanan) memasuki ruangan untuk memberikan arahan kepada jajaran Polri terkait pengamanan negara di Auditorium PTIK, Jakarta, Selasa (8/11). Presiden Jokowi meminta Polri tidak ragu dalam bertindak untuk penegakan hukum, Presiden juga memberikan apresiasi kepada seluruh anggota Polri atas kewaspadaan, solidtas, sikap profesional yang ditunjukkan dalam mengamankan aksi demo tanggal 4 November 2016. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan amanat kepada seluruh jajaran perwira tinggi, dan menengah Polri, di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/11).

Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung soal penanganan aksi solidaritas muslim Indonesia, Jumat 411 pekan lalu. Presiden menilai, seharusnya Polri bisa mengantisipasi provokator dalam gerakan tersebut.

Alhasil, demonstrasi ‘Bela Islam II’ yang seharusnya berlangsung damai, seketika ricuh di akhir-akhir kegiatan unjuk rasa akibat perbuatan segelintir pihak tak bertanggungjawab.

“Saya mau evaluasi apa yang dilakukan demo besar-besaran 4 November lalu. Pertama, dari sisi perkiraan jumlah,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Lebih lanjut bekas Walikota Solo itu juga menyoroti kinerja Intelejen menghadapi gerakan massa dalam skala besar dengan segala bentuk kemungkinan dilapangan.

“Informasi yang saya terima 18 ribu kemudian maksimal 30 ribu. Angka penting untuk persiapan pasukan. Angka-angka intelijen harus diperkirakan. Kalkulasi harus lebih detail lagi,” kata Jokowi.

Hanya saja, saat presiden kembali melanjutkan pemaparan materi pidatonya, tiba-tiba saja sejumlah polisi mendatangi awak media yang tengah meliput. Kepada wartawan mereka menyampaikan bahwa acara ini bukan untuk konsumsi publik.

Akhirnya kegiatan peliputan harus dihentikan. Polisi meminta pewarta yang meliput kegiatan segera mematikan kamera dan alat perekam.

Setelah itu awak media diminta meninggalkan ruangan Auditorium PTIK saat pembahasan evaluasi gerakan ‘Bela Islam II’ 411 lalu.

Dari pantauan dilokasi, kehadiran Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian berserta jajaran pejabat utama Mabes Polri.

Terlepas dari usiran itu, beruntung ada beberapa penggalan pidato yang sempat terekam pewarta. “Negara kita negara besar, ratusan pulau, suku, dan lain-lain. Sebagai sebuah institusi Polri tergolong besar dengan 430 ribu anggota,” tutur Presiden.

“Oleh karena itu, jangan ragu dalam bertindak untuk tegakkan hukum yang tegas. Tidak boleh institusi sebesar Polri ragu, kalah, apalagi ke kelompok kecil dan organisasi apapun,” tegas Jokowi dalam pidato pembukanya.

Diketahui, gabungan solidaritas muslim Indonesia pengawal fatwa MUI, kembali berunjuk rasa dalam gerakan aksi ‘Bela Islam II’ menuntut keadilan terhadap oknum penista agama, di Istana Negara, JL Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 411 Jumat pekan lalu.

Demonstrasi yang melibatkan jutaan massa ini, mendesak Polri selaku penegak hukum bertindak tegas, berani dan profesional menyangkut penanganan perkara dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI non aktif (cuti kampanye), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, yang mengutip Surah Al Maidah ayat 51.

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby