Jakarta, Aktual.com — Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Romahurmuziy (Romi), Syaifullah Tamliha menilai ada empat faktor yang membuat presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan perombakan tersebut.
Pertama, belum tentu menteri yang populer kinerjanya bagus. Contoh, kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
“Contoh ibu Susi meledakkan kapal, apakah itu baik? Bolehlah sekali-sekali. Kalau meledakkan itu ongkosnya terlalu besar. Kalau di ledakkan gak jadi rumput. Kan melakukan pencemaran juga disitu,” ujar Tamliha dalam diskusi ‘Reshufle Jilid II Kepentingan Siapa?’ di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/11).
Kemudian yang kedua, lanjutnya, layak atau tidaknya seorang menteri sejauhmana kegiatan kinerjanya sebagai menteri berdampak baik bagi presiden. Contohnya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly.
“Laoly, saya ingin menteri bekerja sesuai keinginan presiden. Saya takutnya, pak Laoly bekerja sesuai keinginan presiden. Kata pak Laoly kata presiden teken ya teken, bukan hukum lagi berarti politik,” tuturnya.
Ketiga, baik atau tidaknya seorang menteri direshuffle. Menurut Wakil Ketua Komisi I ini, harus sesuai Nawacita yang merupakan visi dan misi presiden.
“Menteri ada 34 dari 34 kalau kerjanya belok-belok sekarang, saya yakin tidak pernah membaca nawacita,” katanya.
Kemudian yang terakhir, masalah partai pendukung pemerintah yakni partai-partai yang ada di Koalisi Indonesia Hebat (KIH), pasti tidak rela apabila kursi menteri yang telah didapat kadernya digantikan oleh kader dari partai lain.
“Ada yang rela dan ada yang tidak rela. Karena ada yang belum kebagian kursi menteri misalnya,” tandas Tamliha.
Artikel ini ditulis oleh: