Dengan begitu, lanjut Eri Prananto, beberapa risiko yang menghambat kinerja perusahaan bisa diatasi dengan manajemen risiko yang mumpuni.
“Kami ingin menangkap bisnis properti ini yang semula hanya di hotel, apartemen, dan lainnya, tapi kita lakukan perubahan revolusioner yakni dengan masuk ke land houses, public housing, dan masuk juga public service, seperti pasar, gudang, rumah sakit, dan lainnya. Itu hal baru bagi kami. Tentu ada risikonya, namun kami tetap adaptif dengan kondisi yang ada,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin