Yogyakarta, Aktual.com – Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengajak sesama rakyat Indonesia khususnya umat Islam agar waspada terhadap upaya adu domba yang kini dilakukan secara masif.

“Himbauan saya agar tidak mudah terprovokasi untuk saling membenci dan menegasikan kelompok lain, sehingga menyebabkan perpecahan, bila ada perbedaan pandangan bangun dialog karena dialog adalah tradisi Islam,” ujarnya kepada Aktual, Minggu (22/1).

Saat ini, kata Dahnil, antara satu kelompok Islam dengan kelompok Islam lain berusaha saling dibenturkan. Satu kelompok disanjung sebagai kelompok Islam yang toleran, namun kelompok Islam yang lain dituduh antitoleransi bahkan ancaman bagi NKRI. “Bak Hama yang harus dibrantas dan dibersihkan,” katanya.

Dahnil mengingatkan bahwa toleransi dibangun dengan dialog, bukan menyerang dan mengancam dengan cara-cara anarkis, karenanya dia menilai tidaklah dibenarkan bila kader Kokam melakukan cara-cara diluar keadaban hukum serta merusak semangat rawat toleransi.

“Siapa pun boleh memproduksi gagasan di Republik Indonesia yang merdeka ini, bila tidak bersepakat maka berdialoglah, berdiskusilah, ungkapkan, tulis gagasan,” tegasnya.

Terlebih, agar tidak pernah menghakimi apalagi anarkis pada pemikiran kelompok lain. Selama perbedaan masih dalam ranah gagasan, baginya itu sah dan dialog unlock. Bergembiralah dalam dialog demi mempertemukan perbedaan yang ada. Kokam diharuskan ikut memastikan perlindungan atas rasa merdeka dalam memproduksi gagasan dan pemikiran, sebab itu perintah agama dan UUD Indonesia.

“Semua pasti paham sejak kapan upaya adu domba, pecah belah ini dilakukan secara masif, dan akan terus dilakukan demi memuaskan hasrat berkuasa mereka yang rakus,” tegasnya.

Maka dari itu, anggota Kokam Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia diminta tetap bertindak sesuai hukum, menjaga keadaban publik serta tidak terprovokasi isu-isu yang menghendaki Kokam berlaku anarkis terhadap saudara sesama Muslim, umat beragama juga rakyat Indonesia.

“Jaga Ukhuwah Islamiyah, kawal Pancasila-NKRI, gembirakan kemanusiaan,” pungkasnya.

 

Laporan: Nelson Nafis

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis