Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Minggu (23/12/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan setidaknya 168 korban meninggal akibat bencana tersebut. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nz

Jakarta, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan saat ini pembangunan harus berwawasan kebencanaan karena Indonesia wilayah rawan bencana.

“Pembangunan di daerah itu harus berwawasan kebencanaan. Kalau dulu ada pembangunan berwawasan lingkungan, sekarang lingkungan yang seperti apa? Di Indonesia lingkungannya penuh bencana,” kata Kepala Bidang Manajemen Operasi Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu BMKG Ariska Rudyanto di Jakarta, Rabu (13/2).

Menurut dia, daerah, terutama yang rawan bencana, seharusnya bisa mengelola isu kebencanaan yang sebenarnya isu negatif bisa dibalik menjadi suatu keuntungan.

“Harus lebih siap, undang para ahli, jadi nanti ada investor kita sudah siap, termasuk ada SOP, jika terjadi bencana apa yang harus dilakukan, jadinya promosi juga bahwa daerah siap meski di wilayah rawan bencana,” kata dia.

Hal itu, seperti di Bali yang merupakan daerah wisata akan tetapi di satu sisi juga rawan gempa dan tsunami. Akan tetapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) proaktif untuk melakukan sosialisasi.

Artikel ini ditulis oleh: