Jakarta, Aktual.co — Perusahaan maskapai penerbangan nasional yang masih bertahan di Indonesia sebagian besar merugi. Bahkan sepanjang kuartal I 2014, PT Garuda Indonesia Tbk melaporkan rugi bersih sebesar USD164 juta dan Indonesia AirAsia merugi Rp390,4 miliar.
Pada tahun 2015 Lion Air menurut sistim pinjaman kredit eksport pesawat dari bank yang berlaku di dunia, berlaku di Bank EXIM Amerika atau pun ECA (Europe Credit Agency ), masa grace periode pinjaman kredit pembelian pesawat Lion air sudah habis. Sekarang saatnya untuk membayar angsuran kredit, sedangkan tahun 2013 hingga 2014 dunia penerbangan Indonesia memasuki masa paceklik dengan keadaan ekonomi dunia yang bergejolak dan tingginya harga minyak dunia hingga mencapai 100 US dollar lebih.
“Karena itu, Lion air harus diaudit laporan keuangannya jangan sampai akibat utang luar negeri Lion air default tidak bisa membayar membuat pemerintah harus menanggung atau membail out utang Lion Air,” ujar Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, FX Arief Poyuono, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (23/2).
Menurutnya, ada keanehan dengan pembelian 100 unit pesawat Lion Air yang sudah datang dari 231 unit Boeing yang sudah memberikan 100 ribu lapangan kerja bagi orang Amerika. Bukan hanya fasilitas kredit ekspor yang didapat oleh Lion air, akan tetapi untuk mengoperasikan pesawat tersebut, Lion Air juga membutuhkan working capital yang sangat besar jumlahnya dan menjual tiket dengan harga murah dibandingakn seluruh airlines yang beroperasi di Indonesia.
“Pemerintah Indonesia harus mengaudit jangan sampai Lion air bangkrut dan membuat masalah bagi pemerintah. Sebab utang luar negeri swasta juga bisa menjadi tanggung jawab pemerintah,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa keanehan lain adalah saat pemerintah SBY memberikan izin pembelian 231 Boeing 737-900 ER dan 234 Airbus A320 tanpa memeperhitungkan kemampuan Lion Air dari sisi ketersedian sumberdaya manusia Lion Air seperti Pilotnya dan Flight attendantnya yang mempunyai jam kerja terbatas oleh peraturan keselamatan penerbangan pasti ini ulah mafia di departemen perhubungan.
“Sebab, dari informasi yang ada saat ini 10 pesawat Lion air yang tidak bisa diutilisasi karena kekurangan Pilot dan Rute penerbangannya, jadi alasan delay pesawat Lion saat hari raya imlek karena pesawat rusak tidak bisa dibenarkan,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















