Cilacap, Aktual.com – Pengguna jasa kelautan diimbau untuk mewaspadai gelombang tinggi di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang diprakirakan mencapai 6 meter.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meterologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo.
“Gelombang tinggi tersebut terjadi akibat adanya interaksi antara daerah tekanan rendah di Australia yang sebesar 1.021 milibar dan siklon tropis Jedi yang muncul di Samudra Pasifik timur laut Filipina dengan kekuatan 1.000 milibar,” kata Teguh di Cilacap, Jateng, Rabu (29/8).
Ia mengatakan interaksi antara tekanan tinggi dan siklon tropis tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang mencapai 46 kilometer per jam di Laut Andaman dan Samudra Hindia barat Australia.
Menurut dia, peningkatan kecepatan angin tersebut berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di Laut Andaman, perairan barat Pulau Enggano hingga barat Lampung, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, dan Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan NTT.
“Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku mulai hari Rabu (29/8), pukul 07.00 WIB, hingga Sabtu (1/9), pukul 07.00 WIB. Peringatan dini gelombang tinggi ini akan kami perbarui jika ada perkembangan lebih lanjut,” katanya.
Dalam peringatan dini tersebut, kata dia, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta diprakirakan berkisar 2,5-4 meter.
Sementara tinggi gelombang di wilayah Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Samudra Hindia selatan Yogyakarta diprakirakan berkisar 4-6 meter.
Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau semua pihak yang melakukan aktivitas di laut untuk memerhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.
“Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil,” katanya.
Selain itu, kata dia, operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan