Jakarta, Aktual.com — Kebotakan menjadi masalah umum yang sering timbul pada beberapa pria dewasa. Namun perlu diketahui efek luar biasa dari kebotakan adalah kurangnya rasa percaya diri Anda dalam berpenampilan.

Di Inggris terdapat obat penawar dari masalah kebotakan yaitu “Propecia”. Itu merupakan resep pribadi yang merupakan versi bahan aktif ‘finasteride’.

Obat propecia yaitu, obat yang terkenal di kalangan orang-orang yang khawatir akan permasalahan rambut rontok hingga menimbulkan kebotakan. Namun bagaimana dengan efek samping dari penggunaan obat tersebut?

Seperti dituliskan pada laman Express.co.uk, Salah seorang Trichologists terkemuka dari Inggris, Iain Sallis mengungkapkan, bahwa itu hanya akan menghambat produksi DHT dalam folikel rambut.

“Ini adalah resep obat hanya yang menghambat produksi DHT dalam folikel rambut, sehingga mencegah miniaturisasi rambut,” ujar ia.

Ia juga mengatakan bahwa reaksi obat tersebut selalu menimbulkan pro dan kontra.

“Pro adalah obat itu sangat efektif. Yang kontra adalah persentase kecil dari pengguna, dapat menderita efek samping (approx 2 persen dari pengguna melihat efek samping disfungsi seksual sebagai hasilnya, red),” papar ia menambahkan.

“Jika Anda berhenti mengonsumsi obat apapun yang berhubungan dengan menumbuhkan rambut, hasilnya yaitu rambut Anda akan mulai surut atau menipis lagi, obat tidak menyembuhkan, karena hanya bersifat pengobatan sementara yang digunakan.” ungkap Sallis.

Terkait dengan penggunaan obat-obat penumbuh rambut seperti Propecia, Kevin Malley seorang pria yang secara terus terang menuturkan kepada Good Morning America bahwa ia menggunakan Propecia selama lima bulan. Dan, kini ia benar-benar tak berdaya karena testisnya telah menyusut.

Kemudian dia mengatakan kepada dokter tentang apa yang terjadi terhadap dirinya, dan ahli kesehatan menyarankan ia untuk berhenti.

Mengomentari hal tersebut, Dr Michael Irwig dari University of Washington mengatakan, “Ini sangat membuat frustasi bagi banyak orang, karena mereka sudah mendapatkan perawatan dari para profesional medis yang telah melihat literatur dan belum melihat risiko terhadap faktor seksual dan akibat dari kinerjanya.”

Artikel ini ditulis oleh: