Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan jumlah penderita DBD pada 2018 tercatat 872 orang, meningkat hampir 100 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2019 yang mencapai 1.600 pasien.
Sedikitnya empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit DBD di NTB hingga Februari 2019, dua di antaranya berasal dari Kota Bima dan dua lainnya Kabupaten Dompu.
Menurut dia, kendati jumlah penderita mencapai dua kali lipat, belum ditingkatkan statusnya menjadi kejadian luar biasa (KLB). Kalau melebihi jumlah tersebut mungkin bisa ditetapkan menjadi KLB. Namun hal itu diharapkan tidak terjadi.
Nurhandini Eka Dewi mengatakan pasien terduga DBD di NTB telah menjalani perawatan. Proses perawatan terhadap pasien terduga diberikan selayaknya pasien yang sudah dinyatakan positif DBD.
Ia mengatakan kalau sudah diduga DBD harus ada evaluasi pemeriksaan darah minimal dua kali sehari, dari hasil pemeriksaan itu dapat dilihat penderita positif DBD atau bukan Dia mengatakan kendati jumlah kasus DBD di NTB belum pada status KLB, tetap perlu diwaspadai potensi meluasnya DBD karena tahun ini menjadi puncak siklus 10 tahun kasus DBD.
Sejatinya, faktor cuaca juga berpengaruh terhadap meningkatnya penyebaran DBD. Setidaknya hal ini terlihat dari jumlah kasus DBD di Kabupaten Lombok Barat yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di NTB.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan NTB meminta seluruh jajaran dinas kesehatan dan puskesmas di tingkat kabupaten dan kota untuk mewaspadai DBD. Kewaspadaan dini terhadap meluasnya serangan DBD perlu ditingkatkan.
Dalam kaitan itu ketersediaan cairan isotonik untuk mengatasi pasien DBD yang dirawat agar disiapkan dengan baik. Hingga minggu ketiga Januari 2019, tercatat sekitar 75 kasus DBD di NTB.
Artikel ini ditulis oleh: