Alat diagnostik itu merupakan pengembangan anti-NS1 antibodi monoklonal (mAb) berbasis virus dengue lokal. Penggunaannya sama seperti alat tes kehamilan, bedanya sampel yang digunakan adalah darah yang ingin diuji. Alat tersebut harus diletakkan mendatar agar darah mengalir pelan.

Jika alatnya berdiri maka akan mengurangi keakuratan pendeteksian. Kalau ternyata yang bersangkutan positif DBD, maka garis pada alat itu dua.

Kalau negatif, garisnya hanya satu. Alat diagnostik DBD itu dibekali satu jarum steril untuk melakukan tes DBD. Waktu yang diperlukan untuk mengetahui seseorang positif DBD atau tidak, hanya 10 menit.

Menurut dia, cara kerja alat itu yakni mendeteksi NS1 Dengue. Antigen NS1 merupakan protein yang dihasilkan virus dengue pada hari pertama hingga kelima setelah terjadinya infeksi.

Antigen NS1 memiliki peran besar dalam mendiagnosis infeksi dengue, karena disekresikan ke dalam konsentrasi yang cukup tinggi pada plasma atau serum penderita DBD. Antigen NS1 muncul lebih awal dibandingkan dengan antibodi antidengue.

Sejatinya, untuk mencegah penyakit yang selalu datang setiap musim hujan itu dengan melaksakana berbagai langkah pencegahan, menjaga kebersihan lingkungan, dan tak ketinggalan gerakan “3M Plus”.

Upaya itu menjadi semakin penting karena pada 2019 puncak siklus 10 tahunan DBD.[ant]

Artikel ini ditulis oleh: