Hasil usaha menstabilkan kondisi ekonomi dan sosial nasional antara lain, pertama, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada posisi 5-10 persen di atas Turki, Thailand, Malaysia, Singapura, dan di bawah India, Vietnam, Cina, Filipina.
Kedua, Produk Domestik Bruto per kapita Indonesia tumbuh dari 585 dolar AS (1990) ke 3.847 dolar AS (2017) di atas Filipina. Ketiga, Gross Domestic Product (GDP) perkapita dalam kekuatan keseimbangan hingga diatas satu.
Keempat, pengangguran dari 11,24 Juta (2005) menurun hingga 5,13 Juta (Febuari 2018). Kelima, Kemiskinan dari 40 Juta (1970) menurun menjadi 9,82 Juta (Maret 2018). Sumber CEIC dan BPS 2018).
Sri Adiningsih menjelaskan bahwa lebih penting dari pada keberhasilan menghadapi turbulensi ekonomi global, adalah menghentikan sumber turbulensi itu sendiri.
Presiden RI Jokowi mengemukakan hal itu dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Jumat, 12 Oktober 2018.
Jokowi mengatakan hubungan antarnegara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti “Game of Thrones”. Pidato tersebut dengan sangat keras menyindir negara-negara adikuasa tetapi disampaikan dengan gaya yang enak didengar, katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid