Jakarta, aktual.com – Webinar “Kupas Tuntas Visi Kandidat Presiden Dalam Debat Ke 3 Membahas Lebih Lanjut Hasil Debat II untuk Calon Presiden 2024” yang diselenggarakan Indonesian Public Institute (IPI) pada Jumat (12/1) diretas dan disisipi tayangan video porno.
Kejadian tersebut terjadi saat narasumber Pengkaji geopolitik, Hendrajit sedang menyampaikan pandangannya terkait Debat ketiga Capres pada 7 Januari 2024. Sejak itulah beberapa akun mencurigakan mulai masuk dengan menampilkan tayangan video porno yang dapat dilihat semua peserta.
Dipastikan, puluhan peserta yang ikut dalam webinar itu menyaksikan tayangan video yang sengaja disisipkan orang tak bertanggung jawab tersebut.
“Disadap ini kita, disadap,” duga salah seorang peserta.
Reaksi serupa juga ditunjukan oleh orang lain. Mereka sama-sama sadar jika sudah dibajak.
Setelah beberapa menit penayangan, penyelenggara berhasil menghilangkan tayangan itu untuk beberapa saat. Namun, webinar yang dipandu salah satu peneliti IPI Abdan Sakura kembali diretas. Abdan selaku moderator lantas mengambil keputusan untuk mengakhiri webinar tersebut pukul 14.44 WIB.
“Mohon maaf rekan-rekan sekalian webinarnya kita ahiri karena ada beberapa yang mencoba mengganggu. Terima kasih atas waktunya,” kata Abdan.
Direktur Eksekutif IPI, Karyono Wibowo, mengatakan kejadian tersebut merupakan kali pertama dialami IPI sepanjang melakukan webinar melalui aplikasi Zoom Meeting.
“Kejadian ini sungguh disayangkan. Demokrasi kita mau dibungkam melalui berbagai cara. Kita seperti sedang dilarang untuk bersikap kritis,” ujar Karyono.
Sementara itu, Yulis Susilawaty, analis geopolitik dan pertahanan, mengatakan wajar saja jika webinar tersebut disadap. Isu visi kandidat presiden dalam debat ketiga merupakan isu yang sangat sensitif untuk dibahas secara tuntas.
“Isu visi kandidat presiden dalam debat ketiga ini sangat sensitif. Banyak pihak yang tidak ingin isu ini dibahas secara tuntas,” kata Yulis.
Selain Hendrajit, webinar tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber lainnya, yaitu Yulis Susilawaty, dan mantan Kepala BAIS TNI Soleman B Ponto.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain