Jakarta, Aktual.co — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperingatkan kemajuan ke arah penghapusan campak telah macet, dan sasaran 2015 tak bisa terpenuhi, kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq kepada wartawan di Markas PBB, New York.
Jumlah kematian akibat campak naik dari sebanyak 122.000 pada 2012 menjadi 145.700 tahun lalu, kata Haq, yang mengutip data dari WHO, Jumat (14/11).
“Sebagian kenaikan kasus penyakit tersebut disebabkan oleh wabah di Tiongkok, Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Nigeria,” kata Haq, sebagaimana dikutip Xinhua, Minggu (16/11).
“Namun, sebagian wabah juga dilaporkan di berbagai belahan lain dunia, termasuk di wilayah Bagian Timur Laut Tengah di negara seperti Georgia, Turki dan Ukraina, tempat sistem kesehatan lemah dan konflik serta pengungsian penduduk telah menghambat upaya vaksinasi,” tambahnya menjelaskan.
“Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan komitmen baru tingkat-tinggi diperlukan untuk mengubah kecenderungan ini,” katanya.
Campak, infeksi pernafasan yang disebabkan oleh Morbillivirus, mengakibatkan gejala seperti demam, batuk, hidung berair dan ruam dan biasanya menyerang anak-anak. Penyakit itu sangat menular, dan adalah penyakit serius. Musim semi adalah masa penularan utamra. Pada 1980, sebelum pemberian vaksin secara luas, campak mengakibatkan sebanyak 2,6 juta kematian setiap tahun.
Penyakit tersebut tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak kecil di seluruh dunia, meskipun tersedia vaksi yang aman dan efektif.
Artikel ini ditulis oleh: