Pekerja melakukan pemasangan kabl listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Cikajang, Garut, Kamis (25/8). Presiden Joko Widodo menekankan agar daerah-daerah yang kurang pasokan listrik diberikan prioritas dalam pembangunan kelistrikan. Baik lewat percepatan dengan mobile power plant maupun lewat kapal, sehingga keluhan dari masyarakat bisa diatasi. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Sebagian besar warga di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, masih kekurangan daya listrik, terbukti hampir setiap hari selama lima jam terjadi pemadaman aliran.

“Ya, setiap hari selalu ada pemadaman, tidak tanggung-tanggung lima jam setiap harinya,” kata Widodo, seorang warga di Simpang Pematang, Mesuji Lampung, dihubungi dari Bandarlampung, Minggu (11/9).

Ia menyebutkan, keseharian untuk memenuhi kebutuhan 100 persen listrik warga juga harus ditunjang dengan travo atau alat penyetabil arus.

Hal itu, dilakukan agar masyarakat tidak banyak mengalami kerugian, terutama pada alat-alat elektronik yang rusak akibat jaringan listrik ‘naik turun’.

“Mau gak mau, kita modal beli adaptor atau penyetabil daya, soalnya kalau gak begitu bisa hancur barang elektronik seperti hp, tv maupun alat alat listrik lainnya,” kata dia.

Ia menilai, pembangunan gardu induk yang sudah direncanakan pihak PLN berjalan lambat, bahkan kondisi tiang listrik yang sudah terpasang terkandang menjadi bermasalah akibat pembangunan jalan tanpa koordinasi.

“Pembangunan gardu yang diperkirakan selesai 2017, diprediksi tidak akan terealisasi dengan baik,” katanya.

Ia juga menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Mesuji yang tidak dapat bekerja sama dengan baik dalam soal kelistrikan terhadap PLN.

“Bagaimana tidak, sudah beberapa kali tiang penyangga kabel listrik harus ‘tumbang’ karena pembangunan jalan yang tidak memperhatikan sekitarnya,” kata dia.

Lebih miris lagi, lanjutnya, pembangunan jalan yang merusak fasilitas umum itu pun tidak kunjung dinikmati masyarakat. “Sampai sekarang, silakan saja cek, jalan kabupaten yang sudah bagus atau beraspal, pasti minim sekali,” ujarnya.

Sri Lestari, warga lainnya pun mengaku mengalami hal serupa terkait layanan listrik di kampungnya tersebut.

“Kondisi listrik, kalau malam sangat parah. Kita yang tidak punya stabilizer atau penyetabil daya, sudah pasti akan mengalami keremangan atau ‘lampu disco’ karena arus/daya listrik tidak kuat untuk mengaliri listrik rumah tangga,” kata dia.

Sudirman, warga lainnya pun mengaku sudah terbiasa dengan kondisi listrik yang sering padam di wilayahnya itu.

“Mungkin kalau warga dari Bandarlampung tidak akan betah hidup di Mesuji, karena selain listrik juga sarana air bersih sangat memprihatinkan,” katanya.

“Ya, kami sebagai warga wilayah perbatasan sangat berharap kalau masalah kelistrikan bisa segera dituntaskan sehingga masyarakat dapat lebih maju lagi,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby