Palu, Aktual.com – Wilayah Sulawesi Tengah selama beberapa bulan terakhir ini dilanda 20 kali bencana alam, khususnya banjir dan tanah longsor.

“Itu belum terhitung dengan bencana gempa bumi,” kata Kepala Bidang Jaminan dan Bantuan Sosial Provinsi Sulteng R Suandi di Palu, Sabtu (15/10).

Menurut dia, Kabupaten Tolitoli merupakan daerah yang paling banyak dihajar banjir. Daerah penghasil cengkih terbesar di Sulteng itu setiap musim hujan dilanda banjir karena ada sungai yang mengalir di tengah-tengah Kota Tolitoli.

Hampir setiap musim hujan seperti sekarang ini, Tolitoli menjadi langganan tetap banjir bandang, katanya. Namun, kata Suandi, banjir bandang yang belum lama ini terjadi pada September 2016 meski cukup parah, tetapi tidak ada korban jiwa, kecuali kebanyakan rumah penduduk terendam banjir bahkan sempat melumpuhkan aktivitas masyarakat setempat.

Selain Tolitoli, daerah yang tingkat bencana alamnya cukup tinggi yaitu Kabupaten Morowali Utara, menyusul Parigi Moutong, Poso, Donggala, Sigi, Tojo Una-Una, Buol dan Banggai serta Kota Palu. Daerah-daerah itu selama ini rawan bencana sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan terutama masyarakat setempat.

Selama priode Januari sampai dengan medio Oktober 2016, bencana alam banjir, gempa bumi dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Sulteng menelan satu korban jiwa. Korban jiwa akibat bencana alam banjir bandang dan lumpur terjadi di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Belum ada data mengenai kerugian material “Yang pasti jika dihitung, nilainya cukup besar,” katanya.

Sementara pihak BMKG Palu menyebutkan rata-rata setiap bulan terjadi sekitar 150 gempa bumi di seluruh wilayah Sulteng. Sulteng rawan gempa karena wilayah itu berada pada jalur utama patahan gempa Palu Koro. Karena itu, perlu kewaspadaan dan kesiagaan dari masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu