Jakarta, Aktual.co — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan (28/11) lalu menglamai pelemahan diawal, namun mampu bertengger di zona hijau pada ahir sesi. Melemahnya laju Rupiah masih menjadi sentimen negatif untuk profit taking.
Kepala Riset dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambada mengatakan pelemahan laju Rupiah dimanfaatkan pelaku pasar untuk rofit taking. Namun demikian, menurutnya di sesi kedua aksi beli kembali terjadi, terutama pada saham-saham properti dan manufaktur sehingga mampu kembali menarik IHSG kembali ke zona hijau.
“Masih melemahnya laju Rupiah memberikan imbas negatif dimana pelaku pasar sempat melakukan aksi jual. Penguatan yang terjadi sebelumnya sempat juga dimanfaatkan untuk profit taking. Namun demikian, di sesi kedua aksi beli kembali terjadi, terutama pada saham-saham properti dan manufaktur sehingga mampu kembali menarik IHSG kembali ke zona hijau meski tidak terlalu signifikan,” tulis Reza dalam risetnya.
Turunnya harga minyak mentah dunia di satu sisi memberikan imbas negatif dan positif. Imbas negatif antar lain terjadi pelemahan pada industrial dan manufacturing production Korea Selatan, dan imbas positifnya yaitu saham-saham transportasi di Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan.
Pada perdagangan Senin (1/12) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 5.115-5.128 dan resisten 5.153-5.164. Laju pergerakan IHSG diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan, sebab akan dirilisnya data-data makro membuat pasar cenderung tertahan dan berpotensi kembali melemah jika rilis data-data tersebut di bawah perkiraan.
“Tetap, mencermati sentimen yang ada dan waspadai poensi pembalikan arah (jika terjadi),” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka