Jakarta, Aktual.co — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan kemarin mendarat di zona merah. Aksi profit taking membuat IHSG sulit keluar dari pelemahannya.

Analis dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambada mengatakan bahwa masih ada imbas pemangkasan ekonomi internal yang menyulitkan posisi IHSG untuk memenuhi target pertumbuhan APBN. Selain itu, ia juga mengatakan berbaliknya asing mencatatkan nett sell tidak mampu menaikkan laju IHSG.

“Tampaknya masih adanya imbas pemangkasan ekonomi internal yang menyulitkan posisinya untuk memenuhi target pertumbuhan dalam APBN dan berbaliknya asing mencatatkan nett sell (dari nett buy Rp 351,25 miliar miliar menjadi nett sell Rp -183,75 miliar) kurang mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Padahal laju Rupiah sedang mengalami kenaikan namun, tertutupi oleh sentimen negatif tersebut. Ditambah lagi, laju bursa saham Asia yang variatif cenderung melemah membuat IHSG makin menderita,” ujar Reza dalam risetnya.

Pada perdagangan Senin (10/11) Reza memperkirakan laju IHSG akan berada pada rentang support 5.019-5.025 dan resisten 5.050-5.082. Maraknya sentimen negatif membuat laju IHSG kian tertekan dan berpotensi melanjutkan pelemahannya.

“Maraknya sentimen negatif membuat laju IHSG kian tertekan dan berpotensi melanjutkan pelemahannya. Apalagi jika laju bursa saham global tidak mampu memberikan imbas pergerakan positif jelang akhir pekan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka