Jakarta, Aktual.co — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin tidak banyak mengalami perubahan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya rilis data-data ekonomi makro dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang sesuai perkiraan.
Kepala Riset dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambada mengatakan bahwa rilis data inflasi sebesar 1,5 persen membuat efek negatif tersebut dapat tereduksi. Selain itu, efek negatif semakin tereduksi dengan dirilisnya data neraca perdagangan yang surplus bulan Oktober senilai USD23,2 juta.
“Rilis inflasi sebesar 1,5 persen mont-on-month (MoM) hanya beda tipis dari perkiraan kami di kisaran 1,3-1,49 persen membuat efek negatif dari kenaikan inflasi tersebut tereduksi. Bahkan efek negatif tersebut makin tereduksi dengan tercatatnya surplus neraca perdagangan bulan Oktober senilai USD23,2 juta sesuai harapan kami,” tulis Reza dalam risetnya.
Pada perdagangan Selasa (2/12) Reza memprediksikan IHSG berada pada rentang support 5.128-5.148 dan resisten 5.172-5.186. Menurutnya, meski telah dirilis data-data ekonomi, namun mood trading pelaku pasar sedikit berkurang.
“Sepertinya pelaku pasar tidak hanya merespon dan mengantisipasi kondisi makro dalam negeri, namun juga mencermati sentimen global terutama dengan masih berlanjutnya penurunan harga minyak yang berimbas pada harga-harga komoditas dan masih melemahnya sejumlah indeks manufaktur,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka