Jakarta, Aktual.com — Jika ditelisik perilaku penanaman modal dari investor China di banyak negara, termasuk Indonesia, biasanya akan memboyong para tenaga kerjanya dari sana secara besar-besaran.
Makanya ketika ada insiden tertangkapnya WNA China ilegal yang tengah mengerjakan proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di Halim Perdanakusuma, seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pemerintah. Karena proyek kereta cepat yang investor dari China itu, pasti akan memboyong semua tenaga kerja hingga para kulinya.
“Kalau kita bicara proyek dari China, itu sudah bisa dipastikan tidak akan ada employment creation-nya, justru mereka membawa semua tenaga kerjanya termasuk yang low skill,” tandas pengamat ekonomi dari UI, Fithra Faisal Hastiadi, kepada Aktual.com, seusai acara diskusi Selasar DPR, di Gedung DPR, Jakarta, ditulis Jumat (29/4).
Menurut dia, investor China memang biasanya bersikap licik ketika menanamkan investasinya di suatu negara. Alasan mereka, hanya para pekerja China yang mengetahui spesifikasi produk yang diinvestasikannya, maka mereka memboyong semua pekerja China tersebut.
“Tapi masalahnya, yang mereka bawa adalah pekerja yang low skill. Kalau cuma itu, pekerja kita juga bisa,” tandas dia.
Maka ke depannya, pemerintah harus tegas. Memang pemerintah harus bisa mendatangkan investasi, akan tetapi investasi yang masuk mestinya masuk adalah yang bisa berdampak pada employment creation.
“Itu tugas pemerintah. Jangan hanya kalah dari investor. Pengalaman sudah masuknya pekerja asal China yang menggarap kereta cepat harus diatur tegas. Kita memang butuh investasi, tapi investasi itu harus bisa ada unsur employment creation,” tandas dia.
Makanya pemerintah dan antar kementerian harus saling koordinasi agar tidak makin banyak pekerja kereta cepat yang malah ilegal membanjiri Indonesia.
“Justru itu harus diperhatikan. Pemerintah harus dapat mengontrol dan mengendalikan pekerja yang ilegal ini, terutama dari China yang akan masif masuknya,” tandas Fithra.
Sebelumnya, pihak otoritas Halim menangkap lima WNA China yang merupakan karyawan PT. Geo Central Mining (PT. GCM) merupakan counterpart dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk, selaku pelaksana proyek KCIC. Selain itu ada juga dua WNI yang merupakan karyawan lepas PT. GCM.
Mereka kabarnya, sebagai teknisi mesin dan pekerja pengebiran. Apalagi dalam TKP tersebut, ditemukan 14 buah pipa besi, tiga buah pipa Peralon, satu unit peralatan pengeboran , satu roll selang dan kabel-kabel, satu unit mesin Diesel, satu unit peralatan las, dan satu buah jerigen berisi solar.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka