Jakarta, Aktual.com — Badan usaha milik Pemerintah China bernama China Fortune Land Development (CFLD) berencana membangun kawasan industri di Pulau Jawa dengan nilai investasi sebesar 1,5 miliar dolar AS.

“CFLD akan membangun kawasan industri yang terintegrasi dengan perumahan, serta menggunakan pendekatan yang berwawasan lingkungan,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Franky Sibarani di Kota Sanya, Provinsi Hainan, China, Rabu (23/3).

Pemerintah untuk saat ini mempertimbangkan dua lokasi yang akan digunakan untuk kawasan industri tersebut, yakni di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.

“Tidak menutup kemungkinan akan ada juga di tempat lain di Indonesia. Rencananya, nanti akan ada perusahaan-perusahaan rekanan CFLD dari China masuk ke sana,” tambahnya.

Franky pun telah bertemu dengan Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng dan membicarakan kemungkinan ada daerah lain untuk dibangun kawasan industri serupa.

“Saya dan Pak Dubes Xie Feng sudah bertemu dengan pimpinan CFLD dan mereka menyatakan untuk tidak hanya di kawasan Banten dan Jabar saja,” tambahnya.

CFLD telah dikenal sebagai pengembang kawasan industri terpadu di China dengan memiliki lebih dari 40 ‘tenant’ dan berada di 14 provinsi di China.

Salah satu komitmen yang ditawarkan CFLD adalah akan ada ‘tenant’ dari China yang dihadirkan di setiap kawasan industri di Tanah Air.

“Jadi bisa dibayangkan kalau satu kawasan industri di China anggap saja ada 100 tenant, kalau 44 berarti ada 4400 tenant. Dan kami (BKPM) telah bertemu 250 tenant di antaranya yang berminat untuk menjajaki investasi di Indonesia,” jelasnya.

Franky berada di Provinsi Hainan, China, untuk mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan menyampaikan pidato pada acara Boao Forum Asia (BFA).

Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Wapres juga melakukan pertemuan dengan pimpinan PT Virtue Dragon dan Shanghai Electric.

Virtue Dragon merupakan perusahaan asal China yang bergerak di bidang pengolahan feronikel.

Perusahaan tersebut sudah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan membangun smelter pengolahan feronikel serta sejumlah infrastruktur penunjang, seperti pembangkit listrik dan pelabuhan, dengan total nilai investasi 5 miliar dolar AS.

Sementara itu, Shanghai Electric juga telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia di bidang penyediaan sarana infrastruktur berupa pembangunan pembangkit listrik, dengan nilai investasi 2 miliar dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan