Jakarta, Aktual.com – Konglomerat Erick Thohir dengan konsorsiumnya akan menyuntikkan modal tambahan Rp2 triliun ke PT. Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB), cucu usaha PT. Bumiputera 1912, sebuah perusahaan yang dibentuk untuk menyelamatkan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) dari masalah keuangan.
“Sudah ditandatangani komitmennya Rp2 triliun, dan (modalnya) akan masuk pada Maret 2017,” kata Koordinator Statuter AJB Bumiputera Didi Achdiat di Jakarta, Rabu (28/12).
AJBB merupakan perusahaan asuransi tertua di Indonesia yang tengah dililit masalah defisit anggaran, karena tunggakan pembayaran klaim yang jauh lebih besar dibanding aset yang dimiliki.
Untuk tahun ini saja, defisit AJBB, kata Didi, mencapai Rp1,5 triliun. Sedangkan, lanjut Didi, pembayaran klaim yang haus dibayar AJBB hingga 10 tahun ke depan sekitar Rp10 triliun. Jumlah tersebut belum termasuk total liabilitas atau kewajiban AJBB, yang menurut pengelola statuter, jauh di atas aset dan modal AJBB.
Modal dasar AJBB saat ini, kata Didi, sekitar Rp11,6 triliun, terdiri dari aset finansial Rp5,1 triliun, uang tunai Rp1 triliun dan aset tetap Rp5,5 triliun.
Atas dasar masalah keuangan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Oktober 2016 lalu mengnonaktifkan direksi dan komisaris AJBB, untuk selanjutnya membentuk pengelola statuter yang dipimpin Didi.
Pengelola statuter lalu menerapkan strukturisasi dengan membentuk perusahaan PT. Bumiputera 1912, yang 100 persen sahamnya dimiliki Pacific Multi Investama, sebuah anak usaha dari PT. Evergreen Invesco Tbk (GREN).
“Kenapa Evergreen ? ya karena yang tersedia dan bersedia Evergreen,” ujar Didi.
Selanjutnya Bumiputera 1912 sebagai induk usaha membentuk dua anak usaha Bumiputera Investama Indonesia dan Bumiputera Properti Investama.
Didi mengatakan kedua anak usaha itu dibentuk untuk memisahkan pengelolaan aset finansial dan aset properti milik AJBB.
Kemudian, Bumiputera Investama Indonesia membentuk dua anak perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) dan PT. Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (AJSB).
AJB akan menjalankan bisnis asuransi seperti biasanya. Namun, ada skema pembagian laba kotor sebesar 40 persen dari AJB yang akan diserahkan ke AJBB.
Dengan penambahan modal Rp2 triliun, Didi menuturkan AJB nantinya akan menjadi perusahaan yang menerima premi baru dari AJBB. Sedangkan AJBB hanya akan menerima premi lanjutan dan membayar klaim asuransi.
“AJB juga akan bertindak sebagai administrator klaim dan premi dari AJBB dengan model ‘profit sharing’ yang berjangka waktu 12 tahun,” paparnya.
Dia mengatakan penambahan modal untuk AJB dari Erick Thohir ini untuk memperkuat AJBB. Bisnis AJB dan juga penambahan modal dari Ericik, kata Didi, akan membantu AJBB untuk membayar klaim polis yang telah jatuh tempo pada 2017.
“Melalui skema penguatan ini, maka kita tidak akan tergantung pada rencana ‘rights issue’ yang dilakukan Evergreen,” ujar dia.
Sebelumnya pengelola statuter AJB memiliki skema restrukturisasi dengan mengundang investor Evergreen. Evergreen kemudian berencana untuk menambah modal dengan melakukan penjualan saham terbatas (rights issue).
Namun, rencana “rights issue” tersebut tertunda karena izin yang belum diterbitkan OJK dan juga kondisi pasar modal yang kurang mendukung di akhir tahun.
Menurut Pengelola Statuter bidang SDM, umum dan komunikasi Adhie Massardi, dengan penambahan modal Rp2 triliun, saham yang dimiliki Erick mencapai 100 persen di AJB.
ANT
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan