Jakarta, Aktual.com — Harga minyak mentah dunia menunjukan tanda-tanda mengalami kebangkitan. Dalam dua pekan terakhir ini saja harga minyak bertahan di atas $40 per barel. Padahal di awal bulan ini, sempat muncul kecemasan ketika harga minyak merosot di harga $35 per barel.

Berdasarkan data bloomberg, pada Kamis (21/4) pagi menjelang siang ini harga minyak AS (West Texas Intermediate/WTI) berada di posisi $43,69 per barel. Sementara minyak London (Brent) berada di posisi $45,33 per barel.

Harga minyak dipicu berita penurunan lagi dalam produksi minyak mentah AS yang oleh pasar tampak diambil sebagai tanda pengetatan pasokan.

“Pasar tampaknya menjadi melihat ke depan, dengan pandangan penurunan tingkat produksi AS dan gagasan bahwa kita akan terus melihat peningkatan permintaan global,” kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

Produksi minyak AS turun lagi minggu lalu karena harga lemah dan meluapnya persediaan memukul para produsen dalam negeri, Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu.

Produksi minyak mentah AS turun 24.000 barel dalam pekan yang berakhir 15 April menjadi 8,95 juta barel per hari. Ini adalah minggu kedua berturut-turut di bawah ambang sembilan juta barel hari dan lebih dari 600.000 barel di bawah puncak produksi pada pertengahan 2015.

Data itu datang beberapa hari setelah pertemuan tentang kelebihan pasokan di pasar antara produsen OPEC dan produsen non-OPEC, termasuk Rusia tapi bukan Amerika Serikat, gagal menghasilkan kesepakatan mengenai pembatasan produksi.

Data menunjukkan bahwa sekalipun produsen-produsen lain tidak bereaksi terhadap kejatuhan dalam harga minyak mentah, pengebor dengan sendirinya mengurangi produksi.

EIA memperkirakan produksi AS terus-menerus turun dengan rata-rata 8,6 juta barel per hari tahun ini, turun 800.000 barel dari tahun lalu, dan 8,0 juta barel per hari pada 2017.

Meskipun produksi lebih rendah, EIA mengatakan Rabu, bahwa stok komersial minyak mentah AS tetap pada tingkat mendekati rekor. Stok naik 2,1 juta barel pekan lalu menjadi 538,6 juta barel.

Harga minyak sebelumnya telah jatuh setelah pekerja industri minyak di Kuwait melakukan pemogokan yang dimulai pada Minggu dan telah memangkas produksi minyak mentah dan gas alam sebanyak lebih dari setengahnya. Produksi sebelum pemogokan diperkirakan kembali dalam tiga hari.

“Pemogokan telah menempatkan pasar global ke dalam keseimbangan selama hampir seminggu,” kata Tim Evans dari Citi Futures.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan