Surabaya, Aktual.com – PT PAL Indonesia (Persero) telah menyelesaikan kapal perang pesanan kedua Kementerian Pertahanan Filipina dan berencana diluncurkan pada tanggal 29 September 2016 di galangan kapal PT PAL Indonesia wilayah Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Sabtu (24/9) mengatakan penyelesaian kapal perang jenis “Strategic Sealift Vessel” (SSV) pesanan kedua ini lebih cepat tiga-empat bulan dibanding proses pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

“Secara keseluruhan pesanan kedua ini lebih cepat dibanding yang pertama, yakni sekitar tiga hingga empat bulanan,” katanya.

Sebelumnya, pesanan pertama kapal canggih karya mandiri anak bangsa yang berada di kelas “Lloyd Register” itu telah diluncurkan pada 18 Januari 2016, dan telah diberi nama oleh Kementerian Pertahanan Filipina dengan nama Tarlac.

“Tarlac merupakan kapal perang pertama yang berhasil diekspor Indonesia, dan merupakan bagian dari pengembangan kapal pengangkut “Landing Platform Dock” (LPD) yang didesain panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, dan memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas,” katanya.

Sementara itu, pimpinan proyek pengerjaan kapal perang pesanan Filipna Turitan Indaryo mengatakan cepatnya proses pengerjaan pesanan kedua karena PT PAL Indonesia menggunakan prinsip “one day one blok”.

“Artinya setiap hari harus ada blok-blok kapal yang diselesaikan, sehingga bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan,” kata Turitan yang kini menjabat Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

Sebelumnya, Turitan menjelaskan ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan.

“Selain itu kualitas barang dan harga yang bersaing menjadi keunggulan bahwa produk bangsa Indonesia dapat bersaing dengan dunia internasional,” katanya.

Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang LPD jenis SSV yang dilengkapi persenjataan sebagai bentuk upaya pertahanan diri.

SSV dilengkapi pendaratan tiga helikopter dan hangar, serta memiliki kemampuan mengangkut dua unit kapal landing craft utility (LCU) ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).

Dengan memiliki draft kapal lima meter, SSV mampu menjangkau hingga ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan