“Sapi di PD Dharmajaya sebagian besar berasal dari kupang NTT, dan untuk memenuhi kebutuhan pasar maka kami juga mengimpor daging dari Australia,” ujarnya.
Menurut Marina salah satu jalan keluar untuk stok sapi adalah impor, sedangkan peternakan untuk memenuhi kebutuhan dan kualitas daging yang baik membutuhkan modal yang besar.
“Kendala dalam pengembang biakan sapi tidak mudah, dari breeding sampai potong itu membutuhkan 2 tahun 8 bulan, selama itu pula pemberian makan dan obat-obatan yang diperlukan diberi kepada sapi ternak, dan itu akan berbanding lurus dengan biaya yang besar pula. Jadi kalau pemerintah tidak bantu rasanya sulit untuk melakukan iu semua,” kata Marina.
Oleh karena itu PD Dharmajaya selaku BUMD itu masih merasa sulit untuk melakukan pembiakan, yang saat ini masih berada dibawah naungan Kementerian Pertanian.
Untuk metode penjualan, Marina mengungkapkan sudah melakukan penjualan langsung dan penjualan online.
“Kami jual langsung via online di www.belidaging-dj.com dan itu akan diantar daging sampai ke tempat, dengan pembelian minim 200ribu maka kami antarkan dengan gratis ongkir. Selain itu kami juga jual secara langsung ke Bakso Atom, tiap hari kami potong 2-3 sapi untuk memenuhi pesanan mereka,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut hadir pula satgas ketahanan pangan yang diwakili oleh Kadiv Humas POLRI Setyo Wasisto dan DIRTIPIDEKSUS, Bapak Brigjen Agung Setya.
Laporan: Nailin in Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid