Jakarta, aktual.com – Presiden Xi Jinping menyerukan kaum muda China untuk mencintai Tanah Air dan mengabdikan diri pada Partai Komunis, serta memperingatkan perayaan seabad protes pelajar, bahwa tidak ada tempat bagi mereka yang mengabaikan kepentingan negara.
Gerakan 14 Mei 1919 yang dimulai dengan protes oleh para pelajar yang menyerukan anti-imperialisme menentang Konferensi Damai Paris, pasca-Perang Dunia pertama, untuk menyerahkan pengendalian Provinsi Shandong, China oleh Jepang atas konsesi Jerman.
Setelah itu segera mengarah pada perdebatan meluas mengenai bagaimana China menjadi lebih modern, dengan hanya menggulingkan kaisar dan mengantar pada republik pada 1911.
Isu unjuk rasa oleh pelajar di China sangat peka khususnya tahun ini yang juga menandai tiga dasawarsa peristiwa berdarah penekanan atas protes pro-demokrasi yang berlangsung di Lapangan Tiananmen, dan sekitarnya di Beijing pada 4 Juni.
Berpidato di depan utusan kaum muda di Balai Agung Rakyat, Xi mengatakan para pemuda China harus berterimakasih pada partai, negara, masyarakat dan rakyat.
“Katakan kepada semua orang China bahwa patriotisme adalah tugas setiap orang, itu merupakan kewajiban,” kata Xi dalam komentar yang disiarkan langsung oleh televisi, dikutip dari Reuters, Selasa (30/4).
“Bagi pemuda China dari era baru, mencintai ibu pertiwi dengan bergairah adalah landasan untuk membangun jiwa dan raga,” ia menambahkan.
Xi juga memperingatkan pentingnya kaum muda untuk menjaga kehormatan moral dan menjauhi “pikiran-pikiran yang melenceng”.
“Secara sadar menentang pikiran-pikiran yang salah seperti mendewakan uang, hedonisme, individualisme dan tidak menghargai sejarah,” katanya. Ia mengacu kepada usaha untuk mengkaji ulang peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh revolusioner partai di masa lalu.
Meskipun semangat Gerakan 4 Mei dilakukan pada saat yang tepat dan periode berikutnya ditandai dengan kekacauan dan perang China yang pada akhirnya mengarah pada penggulingan dan pemerintah republik yang menyingkir ke Taiwan setelah Revolusi Komunis pada 1949.
Xi mengatakan bahwa China harus membuat kemajuan dengan mengandalkan kerja sendiri dan tidak bergantung pada siapa pun. “Kecemerlangan China bukanlah hadiah yang bisa diberikan oleh siapa pun,” dia menambahkan.
Sementara Gerakan 4 Mei masih dibahas luas di China, untuk 4 Juni masih tabu dan tidak akan ditandai dengan acara resmi apa pun.
Xi diperkirakan akan berada di luar negeri awal Juni tahun ini untuk lawatan kenegaraan ke Rusia dan Asia Tengah.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin