Jakarta, Aktual.com — Direktur Wahid Institut, Yenny Wahid mengatakan meminta maaf kepada korban atau korban yang mendapat stigma PKI bukanlah hal yang memalukan.
“Minta maaf bukan hal yang tabu. Simposium kemarin saya lihat adalah awalan yang baik untuk menyembuhkan luka bangsa dengan membawa semua perspektif yang ada dan saling mendengarkan fenomena yang terjadi,” kata Yenny.
Pencarian bukti itu penting untuk mengetahui berapa yang harus diganti negara atas kerugian yang dialami korban 1965. “Korban tidak hanya dari PKI, tetapi juga bagi masyarakat yang terdampak,” imbuhnya.
Menurut dia, jalan terbaik untuk menyelesaikan hal tersbut adalah dengan rekonsiliasi. Menyelesaikan masalah ini secara hukum cukup sulit karena pelu kajian data dan fakta yang mendetail.
“Karena tidak mungkin jika hanya berdasarkan prasangka. Namun, memang korban bukan hanya satu pihak saja tapi ada juga dari pihak masyarakat lainnya,”
“Yang dilakukan Gus Dur dulu pun seperti itu. Ketika Gus Dur meminta maaf dan memberi kesempatan bagi korban stigma PKI untuk kembali, tetapi ada saja yang merasa belum cukup. Tapi Gus Dur bersikukuh ingin menatap ke depan. Itu upaya rekonsiliasi,” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara