Jakarta, Aktual.com – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak PT Jasa Marga Tbk melakukan audit sistem pembayaran elektronik di jalan tol (E-payment/E-toll).

“Sudah seharusnya e-toll diaudit karena sejak 2008 diluncurkan, penggunanya masih sekitar 20 persen,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam diskusi Efektivitas E-Toll di Jakarta, Senin (21/11).

Menurut dia, dari audit ini dapat diketahui perilaku pengguna jalan tol itu sebenarnya seperti apa dan efektivitasnya juga seperti apa.

“Mengapa tidak memakai e-toll dan lebih suka manual (non cash) dan bagi operator juga harus sampaikan ke publik efektivitasnya seperti apa, termasuk kendalanya apa,” katanya.

Ia memberikan contoh, jika menggunakan pembayaran manual berapa kendaraan per jam pada ruas tol tertentu dan berapa pula jika menggunakan e-toll.

Sementara itu, lanjutnya, dari sejumlah keluhan pengguna jalan tol selama ini kepada YLKI didapat kecenderungan alasan mereka tidak suka pakai e-toll karena tidak ada insentif dan sulitnya untuk isi ulang.

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Achmad Izzul Waro berpendapat, meski pengguna e-toll masih minim, namun sudah menunjukkan tren meningkat.

“Kemajuan e-toll ini masih merupakan bagian dari metamorfosa, belum sempurna tapi sudah melangkah maju,” kata Izzul.

Kondisinya, katanya, memang belum seperti di Malaysia yang sudah 70 persen di jalan tol mereka terbiasa e-toll dan di Hongkong ada semacam kartu yang bisa dipakai untuk pembayaran transportasi dan pembayaran lain dengan kartu bernama Oktopus.

Siapkan regulasi Oleh karena itu, Izzul mengusulkan pemerintah juga harus menyiapkan regulasi tertentu untuk mendukung progran migrasi pembayaran tol dari manual ke e-toll.

Regulasi itu antara lain dengan cara merangsang peralihan manual ke e-toll dengan imbalan diskon tarif atau kemudahan lainnya. Sementara itu, data Jasa Marga mengonfirmasi, dari jumlah total 1.029 gardu pembayaran tol yang dimiliki BUMN Jalan tol ini hingga saat in sudah memiliki 418 gardu tol otomatis untuk e-toll.

Sementara itu, pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol sudah melakukan upaya lain untuk mengurangi kepadatan jalan tol melalui pengintegrasian gardu pembayaran tol dengan sistem klaster.

Termasuk, menambah jumlah bank penyelenggara pelayanan “electronic payment” jalan tol dari hanya dilayani E-Money Bank Mandiri, saat ini sudah ada perbankan lain yaitu Bank BNI, BRI (Brizzi), Himbara, dan juga Bank BCA (Flazz).[Ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid