Jakarta, Aktual.com – Di tengah sikap bandel PT Freeport Indonesia yang rewel terkait perubahan status dari Kontrak Karya ke Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) telah menyulut kejengkelan Menteri ESDM, Ignasius Jonan.

Jonan membandingkan kontribusi Freeport dengan setoran cukai rokok yang justru mencapai Rp135 triliun per tahun, sementara Freeport itu cuma Rp8 triliun saja malah rewel.

Dari kondisi itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ikut mengomentari rendahnya kontribusi Freeport. Padahal, di tempat lain, industri rokok dan kalangan perokok sendiri sangat besar kontribusinya.

“Bahwa perlawanan Pemerintah terhadap Freeport itu patut didukung. Tapi memang harus diketahui, cukai rokok per tahun yang sudah mencapai Rp135 triliun (yang mengalahkan Freeport) bukan hanya dibayar oleh industri rokok, tapi juga dibayar oleh konsumen perokok,” tandas Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam siaran pers yang diterima, Rabu (22/2).

Menurut Tulus, masyarakat Indonesia yang mayoritas merokok itu secara langsung telah membayar cukai ke negara, dan secara tidak langsung telah mengalahkan Freeport.
“Memang, cukai dibayar perokok ya,” ujar dia.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan, membandingkan PT Freeport yang setoran pajaknya hanya Rp8 trilyun tapi rewel, dibandingkan setoran cukai rokok Rp 139,5 trilyun tapi tidak rewel.

“Freeport itu hanya bayar kewajiban Rp 8 triliun kok rewel,” kata Jonan saat menghadiri Workshop dan Kuliah Umum Capacity Building Energi Baru Terbarukan (EBT) di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kemarin.

Pada kesempatan itu, Jonan juga menyampaikan, nilai jual Freeport saat ini sudah murah. Dia membandingkan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk nilai jualnya lebih mahal ketimbang Freeport.

“Freeport nilai jualnya tidak mahal, masih kalah dengan PT Telkom mencapai US$ 29 miliar,” jelas Jonan.

(Reporter: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka