Yogyakarta, Aktual.co — Suasana di sekitar halaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Rabu (15/10) pagi tiba-tiba riuh. Sejumlah warga terluka dan tergeletak di jalanan. Para petugas langsung turun tangan untuk mencari dan membantu para korban. Mereka lalu dibawa dengan ambulance yang berseliweran dengan suara sirinenya menuju halaman Balai Kota Yogyakarta.
Hal itu terjadi dalam simulasi dan gladi lapang penanganan gempa bumi yang digelar BPBD DIY. Meski hanya simulasi ujicoba atau pelatihan, namun hampir semua personil maupun peralatan yang dimiliki dikerahkan dalam acara ini.
Sedoikitnya terdapat 600 personel dari berbagai komunitas mulai dari tim SAR, kesehatan, sarana prasarana, logistik, posko dan komunikasi terlibat didalamnya.
Acara simulasi ini sendiri digelar untuk mengasah kemampuan penanganan bencana. Gladi lapang digelar di dua lokasi yang berbeda. Yakni halaman kantor BPBD DIY sebagai tempat simulasi pencarian korban reruntuhan bangunan akibat gempa bumi. Serta halaman Balaikota Yogyakarta sebagai tempat penanganan kedaruratan.
Kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi mengatakan bencana gempa bumi merupakan salah satu bencana dengan ancaman yang tidak bisa diprediksi. Ia menyebut wilayah DIY memiliki potensi ancaman itu. Selain gempa bumi, ancaman lain yang berpotensi terjadi adalah tsunami, erupsi merapi, banjir, longsor, kebakaran serta angin puting beliung.
“Kita sudah memetakan wilayah-wilayah yang memiliki potensi bencana itu. Secara bertahap kita terus melakukan pendampingan sehingga mereka mampu menghadapi bencana secara mandiri. Jumlah anggaran untuk pelatihan dan pembekalan penangan bencana di DIY ini mencapai Rp17 milyar,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: