Surabaya, Aktual.com — Indonesia menjadi negara tertinggi se Asia Pasific pengunggah video di situs YouTube.com. Sejak tahun lalu pengguna situs video online ini tumbuh 600 persen di Indonesia.
“Kreasi konten dari Indonesia tengah berada dalam garis pertumbuhan yang sangat pesat,” kata YouTube Partnership Manager, South East Asia, Australia dan New Zealand, Niken Sasmaya ketika press conference di Hotel Alana, Surabaya, Minggu (23/11).
Youtube saat ini sangat memperhatikan pengguna dari Indonesia khususnya kreator muda.
“Anak muda ini kan dikenal kreatif dan inovatif, sehingga mereka atau para kreator dapat mempelajari kemudahan membuat dan mengunggah video ke situs YouTube, dengan panduan langsung dari pakar video,” tuturnya.
Setelah membuat video, lanjutnya mereka bisa mengembangkan channel melalui YouTube Partnership Program, serta melindungi konten mereka di dunia maya, agar kreator-kreator YouTube lokal bisa menguasai seni membuat video viral di media maya.
“Kami percaya anak muda Indonesia memiliki banyak potensi, kemudian menjawab tiga hal yang paling banyak ditanyakan oleh kreator Indonesia, yaitu pengarahan teknis, memaksimalkan fitur, dan melindungi konten,” tuturnya.
Menurut dia, pihaknya membuat sebuah kegiatan untuk menggali potensi anak muda dengan cara YouTube Broadcast Box, yang merupakan studio mini dilengkapi dengan kamera profesional, properti, dan peralatan editing.
“Nanti disana kami sudah menyedikan kamera profesional, properti dan perakatan editing untuk menyediakan praktik langsung bagi komunitas yang ingin mendapatkan pelatihan menyeluruh tentang meraih sukses melalui YouTube,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu kreator YouTubers, Reza “Arap” Oktovian mengatakan bahwa dalam berkarya tidak harus menjadi orang lain, melainkan harus menjadi diri sendiri agar mempunyai ciri khas yang bisa ditunggu oleh pengguna dunia maya.
“Untuk jadi diri sendiri itu tidak perlu malu dan takut, jika sebagai generasi muda memiliki karya yang hebat, maka orang di luar sana harus mengetahuinya untuk berbagi ilmu dan mengapresiasi, bukan malah mencaci hasil karya orang lain,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: